Ia menambahkan, boleh jadi nanti ada perbedaan awal Ramadhan, terutama awal puasa, tapi mungkin ada kesamaan Idul Fitri serta Idul Adha.
Namun juga ada yang berbeda seperti tiap tahun di kelompok-kelompok kecil di Tanah Air. Oleh karena itu, dia mengimbau agar kesamaan ataupun perbedaan itu harus sudah menjadikan kaum Muslimin terbiasa.
Haedar menjelaskan pasti ada perbedaan baik dalam toleran, tasamuf, bahkan tanawud (perbedaan cara dalam hal menjalankan ibadah); termasuk memulai bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Sehingga perbedaan ini justru akan memperkuat umat Islam dalam beribadah.
"Karena memang selama masih ada perbedaan di dalam Islam antar-metode. Maka akan selalu ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha," tambahnya.
Haedar menerangkan, Muhammadiyah selama ini secara terbuka, demokratif, argumentatif memberikan solusi yakni disusun dan diterima kalender global internasional, kalender Islam unifikasi.
Hal itu memerlukan proses terus-menerus yang sebenarya telah dimulai ketika ada pertemuan organisasi dan negara Islam di Turki pada 2016.