Kenapa Perlu Sidang Isbat Awal Ramadhan? Ini Kata Kemenag

Hantoro, Jurnalis
Sabtu 09 Maret 2024 14:02 WIB
Ilustrasi pemantauan hilal sebagai bahan sidang isbat awal Ramadhan. (Foto: Istimewa/Okezone)
Share :

Dalam prosesnya, sidang isbat menjadi forum musyawarah para ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari berbagai ormas Islam, termasuk instansi terkait dalam menentukan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah.

Sidang isbat dihadiri juga duta besar negara sahabat; ketua Komisi VIII DPR RI; perwakilan Mahkamah Agung; perwakilan MUI; perwakilan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG); perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); perwakilan Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); perwakilan Planetarium Jakarta; pakar falak dari ormas-ormas Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag; serta pimpinan ormas Islam dan pondok pesantren.

"Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum. Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat," paparnya.

Ia melanjutkan, sidang isbat penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah bukan hanya dilakukan di Indonesia. Negara-negara Arab juga melakukan isbat setelah mendapat laporan rukyat dari lembaga resmi pemerintah atau perseorangan yang sudah terverifikasi dan dinyatakan sah oleh majelis hakim tingginya.

Bedanya, Indonesia menggunakan mekanisme musyawarah dengan seluruh peserta sidang isbat.

"Inilah yang menjadi nilai lebih bahwa keputusan diambil bersama. Nilai-nilai demokrasi sangat tampak dengan kehadiran seluruh ormas yang hadir pada saat sidang isbat," ungkapnya. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya