TERDAPAT sunnah lewat jalan berbeda saat berangkat dan pulang Sholat Idul Fitri. Hal ini sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Hal itu menjadi salah satu sunnah ketika Sholat Idul Fitri. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق
Dari Sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu berkata, "Adapun Nabi Shallallahu alaihi wassallam ketika hari raya Idul Fitri lewat jalan yang berbeda." (HR Bukhari)
"Ada beberapa pesan moral sebenarnya yang kita ambil dari kebiasaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tersebut, yang menjadi kesunahan kita untuk mengikuti apa yang menjadi amalan beliau pada saat berangkat untuk Sholat Idul Fitri, yakni berangkat dan pulang dengan mengambil jalan berbeda," kata Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia menerangkan, ada beberapa hikmah dari sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang tidak terlepas dari keutamaan dan keistimewaannya bagi umat Islam. Terlebih lagi jika menjadikan sunnah tersebut sebagai jalan ibadah mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Alasan dan hikmah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengambil jalan berbeda ketika berangkat dan pulang Sholat Idul Fitri adalah:
Pertama, menjadi syiar kegembiraan akan dilaksanakan Sholat Idul Fitri, momentum kemenangan dan kebahagiaan yang dibangkitkan serta digelorakan dengan semangat menuju tempat ibadah.
"Terlebih di jalan menuju tempat ibadah kita akan bertemu, dan berjumpa dengan banyak orang, sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan saudara kita yang ditemui dari jalan yang berbeda, ketika berangkat dan pulang," terang Ustadz Ainul Yaqin.
Momen saling meridhai, memaafkan, juga penting sebagai bagian silaturahim dan mengukuhkan ukhuwah Islamiyah, termasuk juga melapangkan rezeki.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (Muttafaqun 'alaihi)
Kedua, berjalan menuju kebaikan dan tempat ibadah adalah berpahala, terlebih sholat berjamaah, setiap langkah menuju lokasi ibadah akan dihitung dan dinilai Allah Subhanahu wa Ta'ala, makin jauh maka makin berlipat ganda. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
إنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أجْراً في الصَّلاةِ أبْعَدُهُمْ إلَيْهَا مَمْشىً ، فَأَبْعَدُهُمْ ، وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإمَامِ أعظَمُ أجْراً مِنَ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ (متفقٌ عَلَيْهِ
"Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam sholat adalah yang paling jauh berjalan menuju sholat, lalu yang jauh berikutnya. Dan orang yang menunggu sholat sampai ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya daripada orang yang sholat kemudian tidur." (HR Bukhari nomor 651 dan Muslim: 669)