JAKARTA - Jamaah haji asal Pemalang Runiti rencananya berangkat menunaikan haji bersama suaminya, Daryono. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 32 Embarkasi Solo (SOC 32). Allah berkehendak lain.
Suaminya, Daryono justru dipanggil Allah lebih dulu setelah menghembuskan napas terakhirnya saat masih di Embarkasi. Kisah sedih dimulai saat keduanya masuk di Asrama Haji Donohudan pada 19 Mei 2024, pukul 16.00 WIB.
Sesudah mendapatkan layanan satu pintu di gedung Jeddah, petugas embarkasi mengantar Daryono dan istrinya menuju salah satu kamar di Gedung Makkah lt. 2, kemudian menata barang-barang Daryono.
Runiti lalu menuju kamarnya sendiri. Sesaat kemudian, jamaah teman sekamar masuk ke kamar dan menyapa Daryono, tapi tidak ada respons. Tubuh Daryono tidak bergerak. Kuatir akan keadaan Daryono, temannya tersebut lantas melapor ke petugas Karu dan Karom dan petugas embarkasi.
“Pihak Poliklinik Embarkasi langsung melakukan pemeriksaan terhadap Daryono. Dan ternyata Bapak Daryono sudah meninggal dengan diagnosa gagal jantung,” jelas Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriardi dikutip dari situs resmi Kemenag.
Kejadian tersebut tentu membuat Runiti sedih dan bingung. Pilihannya adalah lanjut berangkat atau pulang merawat suami untuk terakhir kalinya. Tapi, setelah dikuatkan keluarga, sesama jamaah SOC-32, serta Kepala Kanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad, Runiti akhirnya menguatkan hati berangkat ke Tanah Suci, Senin (20/5/2024).
Dari gedung Muzdalifah Embarkasi Solo, Runiti mengikuti prosesi pemberangkatan haji. Jelang penerbangan, Runiti sudah tampak tegar dan kuat.“Doakan saya tabah dan kuat ya Mbak,” pintanya ketika ditemui jelang pemberangkatan dikutip dari kemenag.
Runiti mengaku sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari perbekalan hingga uang saku. “Ini suami saya yang menyiapkan uang saku,” ucapnya. Dia juga tak merasa khawatir, karena banyak teman-teman dan kerabat yang tergabung dalam kloter SOC-32 siap untuk mendampingi.
Ketua Kloter SOC-32, Khabibur Rokhman mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan semua jamaah di kloternya, terutama yang satu rombongan dan satu kamar untuk selalu menghibur Runiti. Dia berharap, Runiti bisa menunaikan haji dengan sehat dan riang gembira, melupakan segala hal di Tanah Air yang membuatnya sedih.
“Kami, Karu, dan Karom, serta semua jemaah kloter SOC-32 akan selalu berupaya untuk memberikan pendampingan, semangat dan membesarkan hati Ibu Runiti. Agar beliau bisa bisa melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan sebaik-baiknya,” kata Khabib.
(Maruf El Rumi)