Berapa Kali Nabi Muhammad Melakukan Kurban?

Hantoro, Jurnalis
Sabtu 01 Juni 2024 18:01 WIB
Ilustrasi jumlah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam melakukan kurban. (Foto: Unsplash)
Share :

BERAPA kali Nabi Muhammad melakukan kurban? Imam Ahmad (4955) dan Tirmidzi (1507) meriwayatkan dari jalur H̱ajjaj bin Artah dari Nafi' dari Ibnu Umar yang berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tinggal di Madinah selama sepuluh tahun dan selalu berkurban setiap tahun. 

Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalam At-Tabaqat (1/191) bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tinggal di Madinah selama sepuluh tahun dan tidak pernah melewatkan berkurban. Hadits ini dihasankan oleh Imam Tirmidzi. 

لكن في إسناده ضعف ؛ حجاج بن أرطاة صدوق ، لكنه مدلس ، قال العجلي : إنما يعيب الناس منه التدليس . وقال أبو زرعة صدوق يدلس . وقال أبو حاتم صدوق يدلس عن الضعفاء يكتب حديثه ، وأما إذا قال : حدثنا ، فهو صالح لا يرتاب في صدقه وحفظه إذا بين السماع . وقال ابن المبارك كان الحجاج يدلس . وقال ابن عدي إنما عاب الناس عليه تدليسه عن الزهري وغيره .

وكذا وصفه بالتدليس محمد بن نصر وإسماعيل القاضي والساجي وابن خزيمة والبزار وغيرهم .

ينظر : “تهذيب التهذيب” (2/ 196-198)

Hanya saja, ada kelemahan dalam sanadnya. Hajjaj bin Artah statusnya Saduq (jujur), tetapi dia Mudallis (suka menyembunyikan cacat hadits). Al 'Ajli berkata, "Orang-orang mengritiknya karena Tadlis." Abu Zurʿah berkata, “Ṣadūq tapi Mudallis.” Abu H̱ātim berkata, “Ṣadūq tapi melakukan Tadlīs dari perawi-perawi lemah. Boleh ditulis hadits darinya. Adapun jika dia mengatakan, 'Mengabarkan kepada kami …' maka haditsnya benar tanpa perlu diragukan kebenaran dan hafalannya, jika memang dia mendengar langsung.” Ibnul Mubarak berkata, “H̱ajjāj itu Mudallis.” Ibnu ʿAdi mengatakan, “… hanya saja dia dikritik oleh orang-orang karena melakukan Tadlīs dari az-Zuhri dan lain-lain.” Dia juga dideskripsikan sebagai Mudallis oleh Muhammad bin Naṣr, Ismail al-Qāḏī, aS-Sājī, Ibnu Khuzaimah, al-Bazzār, dan lain-lain. Lihat Tahdzīb at-Tahdzīb, 2/196-198. 

والحديث ضعفه الألباني في “ضعيف الترمذي” ، وكذا ضعفه محققو المسند .

لكن يظهر من هدي النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان حريصا على الأضحية ، حتى إنه ضحى ، لما أدركه الأضحى في سفره .

روى مسلم (1975) عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: ذَبَحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِيَّتَهُ، ثُمَّ قَالَ: ( يَا ثَوْبَانُ، أَصْلِحْ لَحْمَ هَذِهِ ) ، فَلَمْ أَزَلْ أُطْعِمُهُ مِنْهَا حَتَّى قَدِمَ الْمَدِينَةَ .

Hadis ini dilemahkan oleh al-Albani dalam kitab Ḏaʿīf at-Tirmidzī dan juga oleh para Muẖaqqiq kitab Musnad. Meskipun demikian, bimbingan Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam menunjukkan bahwa beliau sangat antusias melakukan kurban, sampai-sampai beliau tetap berkurban ketika mendapati Idul Adha di tengah perjalanan. Imam Muslim (1975) meriwayatkan dari Tsauban bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam menyembelih hewan kurbannya lalu berkata, “Wahai Tsauban, masaklah daging ini,” sampai-sampai aku terus memberi beliau daging itu sampai tiba di Madinah. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya