INILAH tafsir ayat Alquran yang dibahas Ayu Ting Ting setelah batal menikah dengan Muhammad Fardhana. Ia mendadak mengutip Surat Al Baqarah Ayat 216, Surat Ali Imran Ayat 173, dan Surat Al Anfal Ayat 40 melalui unggahan Instagram Story-nya.
Sebelumnya Ayu Ting Ting juga menyatakan bahwa putusnya pertunangan dirinya dengan Muhammad Fardhana sebagai bentuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya.
"Saking sayangnya Allah sama saya dan Bilqis ya mungkin ini sudah jadi yang terbaik buat kami masing-masing, gitu ya maksudnya," ujar Ayu Ting Ting di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin 1 Juli 2024.
Surat Al Baqarah Ayat 216
كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّـكُمۡۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Arab latin: Kutiba alaikumulqitaalu wa huwa kurhullakum wa 'asaaa an takrahuu shai'anw wa huwa khairullakum wa 'asaaa an tuhibbo shai'anw wa huwa sharrullakum; wallaahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun.
Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Quran Surat Al Baqarah Ayat 216)
Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 216
Dihimpun dari Alquran Digital Okezone, dengan turunnya ayat ini hukum perang itu menjadi wajib kifayah dalam rangka membela diri dan membebaskan penindasan. Bila musuh telah masuk ke dalam negeri orang-orang Islam, hukumnya menjadi wajib 'ain.
Hukum wajib perang ini turun pada tahun kedua Hijri. Ketika masih di Makkah (sebelum Hijrah) Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dilarang berperang, baru pada permulaan tahun Hijrah, Nabi diizinkan perang bilamana perlu.
Berperang dirasakan sebagai suatu perintah yang berat bagi orang-orang Islam, sebab akan menghabiskan harta dan jiwa. Lebih-lebih pada permulaan Hijrah ke Madinah. Kaum Muslimin masih sedikit, sedang kaum musyrikin mempunyai jumlah yang besar.
Berperang ketika itu dirasakan sangat berat, tetapi karena perintah berperang sudah datang untuk membela kesucian agama Islam dan meninggikan kalimatullah, maka Allah menjelaskan bahwa tidak selamanya segala yang dirasakan berat dan sulit itu membawa penderitaan, tetapi mudah-mudahan justru membawa kebaikan.
Betapa khawatirnya seorang pasien yang pengobatannya harus dengan mengalami operasi, sedang operasi itu paling dibenci dan ditakuti, tetapi demi untuk kesehatannya dia harus mematuhi nasihat dokter, barulah penyakit hilang dan badan menjadi sehat setelah dioperasi.
Allah memerintahkan sesuatu bukan untuk menyusahkan manusia, sebab di balik perintah itu akan banyak ditemui rahasia-rahasia yang membahagiakan manusia. Masalah rahasia itu Allah-lah yang lebih tahu, sedang manusia tidak mengetahuinya.
Surat Ali Imran Ayat 173
اَلَّذِيۡنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدۡ جَمَعُوۡا لَـكُمۡ فَاخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ اِيۡمَانًا ۖ وَّقَالُوۡا حَسۡبُنَا اللّٰهُ وَنِعۡمَ الۡوَكِيۡلُ
Arab latin: Allaziina qaala lahumun naasu innan naasa qad jama'uu lakum fakhshawhuin fazaadahum iimaannanwa wa qaaluu hasbunal laahu wa ni'malwakiil.
Artinya: "(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, 'Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,' ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung'." (QS Ali Imran: 173)
Tafsir Surat Ali Imran Ayat 173
Turunnya ayat ini berhubungan dengan Abu Sufyan panglima perang kaum musyrikin Makkah dan tentaranya yang sudah kembali dari Perang Uhud. Mereka setelah sampai di suatu tempat bernama Ruha, mereka menyesal dan bermaksud akan kembali lagi untuk melanjutkan perang.
Berita ini sampai kepada Rasulullah, maka beliau memanggil kembali pasukan Muslimin untuk menghadapi Abu Sufyan dan tentaranya. Kata Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam:
"Jangan ada yang ikut perang hari ini kecuali mereka yang telah ikut kemarin, sedang tentara Islam pada waktu itu telah banyak yang luka-luka. Tapi akhirnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan rasa takut pada hati kaum musyrikin dan selanjutnya mereka pulang kembali.
Para mujahidin ditakut-takuti oleh sebagian musuh (munafik), dengan menyatakan bahwa musuh telah menghimpun kekuatan baru guna menghadapi mereka. Tetapi para mujahidin tidak merasa gentar karena berita itu, bahkan bertambah imannya dan bertambah tinggi semangatnya untuk menghadapi musuh Allah itu dengan ucapan, 'Allah tetap akan melindungi kami dan kepada Allah kami bertawakal'."
Surat Al Anfal Ayat 40
وَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ مَوۡلٰٮكُمۡؕ نِعۡمَ الۡمَوۡلٰى وَنِعۡمَ النَّصِيۡرُ
Arab latin: Wa in tawallaw fa'lamuuo annal laaha mawlaakum; ni'mal mawlaa wa ni'man nasiir.
Artinya: "Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." (QS Al Anfal: 40)
Tafsir Surat Al Anfal Ayat 40
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengancam mereka bahwa apabila mereka tetap juga menolak seruan damai Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan tetap tidak menghentikan keingkaran terhadap seruan Rasul serta tetap memerangi dan memusuhi kaum Muslim, maka Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar memberitahukan kepada mereka bahwa Allah tetap menjadi pelindung yang akan membantu kaum Muslimin.
Dan Allah menjamin kemenangan bagi kaum Muslimin. Dan Allah melarang orang-orang Islam menyerah dan merasa takut kepada tantangan kaum musyrikin itu.
Di akhir ayat, Allah menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa Dialah Allah sebaik-baik Pelindung. Maka tidak akan sia-sialah yang meminta perlindungan-Nya. Dan memang demikianlah selalu terjadi dalam kehidupan manusia ini baik dari zaman dahulu sampai datangnya agama Islam, yaitu yang berhak menguasai bumi Allah hanyalah orang-orang yang salih di antara hamba-Nya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Dzikr (Lauh Mahfudh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang salih." (QS Al Anbiya: 105)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)