PRESIDEN Amerika Serikat Joe Biden pernah mengutip hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Dia juga lancar mengucapkan Insya Allah sebagaimana sering dilafadzkan kaum Muslimin.
Momen itu terjadi dalam debat calon presiden Amerika Serikat pada akhir September 2020. Joe Biden saat itu mengatakan frasa Insya Allah. Ia mengucapkan Insya Allah ketika menyinggung laporan pajak tahunan Donald Trump yang dianggapnya tidak pernah transparan.
Saat debat capres tersebut, Donald Trump mengatakan akan merilis laporan pajaknya ke publik sesegera mungkin setelah rampung. Biden pun menjawabnya, "Kapan (laporan pajak dirilis, red) Insya Allah?"
Insya Allah jika diterjemahkan yakni, "Jika Allah mengizinkan." Frasa tersebut digunakan umat Islam secara tulus untuk memenuhi janji. Namun, ungkapan tersebut juga kadang digunakan secara sarkas di Barat, merujuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Sekolah Mengajarkan Islam
Tidak sampai di situ, Joe Biden pernah menunjukkan keseriusannya merangkul Muslim Amerika Serikat dengan berjanji akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial serta mengangkat staf Muslim dalam pemerintahannya.
"Saya ingin bekerja dalam kemitraan dengan Anda untuk memastikan suara Anda, termasuk dalam proses pengambilan keputusan saat kami bekerja untuk membangun kembali bangsa kita," kata Joe Biden dalam acara virtual yang diselenggarakan Emgage Action –komunitas Muslim AS— yang ditayangkan di kanal YouTube surat kabar The Hill pada 21 Juli 2020.
"Saya berharap kita diajari lebih banyak di sekolah-sekolah mengenai Islam. Saya harap kita bisa berbicara mengenai semua agama, agama dengan pengakuan besar."
"Suara Muslim Amerika penting, tapi kita semua tahu bahwa suara Anda tidak selalu dikenali dan diwakili. Itu hak Anda sebagai warga negara," ungkapnya.