Setelah itu, Raja Saud bersama ulama Muhammad bin Abdul Wahab tidak boleh menyelenggarakannya karena tidak sesuai sunnah. Akhirnya ulama Sunni dan Sufi bergeser ke Maroko, Afrika, Yaman, Baghdad, India, Suriah, dan negara lainnya.
Menurut Ali Mustofa, tidak ada perayaan maulid yang salah. Sebab saat memperingati hari itu, acara yang diselenggarakan pun sangat positif.
Seperti membaca surat Nabawi, menceritakan akhlak Nabi dan sahabatnya, menceritakan perjuangan Nabi, ada doa dan sedekah, membaca Alquran, dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan kalau hingga saat ini Arab Saudi masih menggelar Maulid Nabi. Biasanya diselenggarakan oleh ulama atau komunitas asyariah yang tidak dikomandani negara.
"Ulama-ulama mengamankan Tauhid Maturidiah, ke daerah Yaman, Mesir, Afrika, sampai ke Indonesia. Sekarang di Inggris, Jerman, dan Amerika perayaan maulid besar-besaran," pungkasnya.
Allahu a'lam.
(Hantoro)