JAKARTA - Pemerintah tengah menggencarkan sertifikasi produk halal. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, menegaskan pentingnya memahami filosofi halal sebagai sesuatu yang inklusif dan universal.
Ia menyampaikan, konsep halal bukan hanya milik kelompok tertentu, melainkan merupakan gaya hidup yang layak diterapkan oleh semua kalangan.
“Halal untuk everybody, halal is lifestyle, halal untuk semua, inilah universalitas daripada halal. Halal itu universal, halal itu inklusif, jadi jangan mengecilkan arti halal yang sebenarnya,” kata pria yang akrab disapa Babe Haikal tersebut, kemarin.
Haikal mengutip pesan dari Presiden Prabowo Subianto yang menurutnya menunjukkan visi luar biasa terhadap isu kehalalan produk di Indonesia.
“Jeniusnya beliau, tidak akan bisa memperbaiki orang dari korupsi, jadi korupsi bukan cuma dari omongan, tapi makanannya masih halal dulu jadi perbaiki itu, karena ketika itu halal baru bisa menerima. Luar biasa itu Pak Prabowo Subianto,” ujar Haikal.
Ia turut menyoroti komitmen Persiden Prabowo terhadap perlindungan rakyat Indonesia dalam konteks jaminan produk halal yang menyangkut kebutuhan lebih dari 90% rakyat Indonesia.
“Kalau kita lihat history-nya memang bangsa kita peduli dengan ini, semua presiden kita peduli dan itu diimplementasikan sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian memaparkan tiga fondasi dasar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia yang disebut sebagai strong why, big why, dan grand why.
Menurut Ary Ginanjar, sertifikasi halal tak hanya soal hukum agama, tapi strategi bisnis yang cerdas.
“Kalau produk kita miliki sertifikat halal, insyaAllah pembelinya akan semakin banyak,” ujar Ary Ginanjar dalam kesempatan sama.
Dalam perspektif emosional dan nasionalisme, Ary Ginanjar memperkenalkan gagasan “kedaulatan perut.” Ia menjelaskan, perlindungan terhadap apa yang masuk ke tubuh warga Indonesia adalah bagian dari menjaga martabat dan masa depan bangsa.
“Kita berhak melindungi anak-anak, istri, suami, dan cucu kita dari barang-barang yang haram,” tutur Ary Ginanjar.
Terakhir, menurut Ary Ginanjar adalah spiritual. “Kita mendukung program halal karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya. Inilah yang ia sebut sebagai Grand Why, sebuah panggilan suci untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam keberkahan dan keridhaan Ilahi.
Ia berharap pada 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan, seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati makanan yang halalan thayyiban.
“Mudah-mudahan nanti 2045 semua makan dengan gembira semuanya halalan toyyiban itu why kita,” tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)