Perempuan secara fikih tidak diizinkan menggunakan penutup wajah dan telapak tangan saat wukuf di Arafah. Namun, penggunaan masker diiziinkan jika ada cuaca ekstrem atau potensi penyakit menular.
"Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” ujar Badriyah.
Bagaimana jika jamaah perempuan membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram? Hal itu tidak termasuk pelanggaran, tapi disarankan tetap menjaga aurat.
Jamaah disarankan menjaga fisik jelang puncak haji. “Kita masih punya waktu dua pekan menuju Armuzna. Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” pesan Badriyah.
Badriyah mengimbau agar jamaah perempuan menghindari perdebatan dalam hal apa pun. “Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” tutup Badriyah yang mendoakan seluruh jamaah Indonesia menjadi haji mabrur sepanjang umur.
(Ramdani Bur)