Jamaah disarankan banyak berzikir dan menyiapkan kerikil untuk lontar Jumrah saat berada di Muzdalifah. "Walaupun secara teknik, kerikil ini sudah disediakan oleh syarikah, namun tidak ada salahnya apabila jamaah mengambil kerikil di Muzdalifah untuk mengikuti sunah rasul," tegas KH. M. Ulinnuha.
Nantinya, jumlah kerikil yang diambil sebanyak 49 untuk nafar awal, dan 70 kerikil untuk Nafar tsani. Jika jamaah khawatir jumlahnya kurang karena lupa jumlah lemparan, maka disarankan mengambil kerikil dalam jumlah lebih.
Waktu mabit Muzdalifah berlangsung pada malam 10 Dzulhijjah sampai tengah malam menjelang subuh. "Namun , secara teknik pergerakan, nanti akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan jadwal dari syarikah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pergerakan jamaah," lanjut KH. M. Ulinnuha.
Setelah menjalani Mabit di Muzdalifah, jamaah selanjutnya bergerak ke Mina. Mina secara bahasa disebut juga sebagai 'muna' artinya harapan. Semua harapan ditumpahkan jamaah haji kepada Allah SWT saat berada di Mina.
"Di Mina, kita bermunajat kepada Allah Swt sebagaimana yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu,” kata Ulinnuha.
Jamaah haji melakukan lempar jumroh aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dengan 7 lemparan setibanya di Makkah. Setelah melakukan jumrah aqabah, maka jamaah haji diizinkan melakukan tahallul awal dengan bercukur.
Setelah tahallul awal, jamaah lalu berpakaian biasa dan terbebas dari larangan ihram. Namun, jamaah masih tidak diizinkan bersetubuh dengan pasangan suami atau istri. “Bagi pasutri yang statusnya masih tahallul awal, maka belum boleh berjimak hingga melakukan tahallul tsani setelah tawaf Ifadah," jelas KH. M. Ulinnuha
Setelah jamaah haji menjalani tawaf Ifadah, jamaah kembali ke tenda Mina untuk melakukan mabit Mina pada malam 11 dan 12 untuk Nafar awal, dan berlanjut untuk malam 13 untuk Nafar tsani.
Tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah haji yang mengambil Nafar awal akan melakoni lontar jumrah ula, wustho dan aqabah, masing-masing 7 lemparan dengan kerikil yang diambil dari Muzdalifah. Sementara itu, jamaah haji yang mengambil Nafar tsani melakukan jumrah ula, wustho dan aqobah pada tanggal 13 Dzulhijjah.
"Setelah semua mabit dan jamarat selesai, maka jamaah akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah," tutup KH. M. Ulinnuha.
(Ramdani Bur)