Faktor keempat karena mobilitas jamaah yang tidak terkendali. Menurut pantauan Okezone, banyak jamaah berpindah tenda secara sepihak untuk berkumpul dengan kerabat atau kelompok bimbingan dari daerah asal.
"Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” kata Muchlis.
Akibatnya, layanan konsumsi juga tidak maksimal. Efek ada jamaah yang menumpuk di beberapa tenda, menyulitkan pihak syarikah atau markaz melakukan proses distribusi makanan dan logistik. “Sebagian jamaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz/Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil."
“Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia," tegas Muchlis.
PPIH pun dengan cepat menyelesaikan lima masalah di atas. Ada lima cara yang dilakukan PPIH hingga penempatan jamaah di tenda Arafah terselesaikan.
Pertama dilakukan penyisiran dan validasi ulang kapasitas tenda. Petugas menyisir tenda-tenda Arafah dan menemukan banyak kasur yang seharusnya kosong sudah ditempati jamaah.