JAKARTA – Kalender 1447 Hijriah telah memasuki bulan Rabiul Akhir atau Rabiuts Tsani pada 23 September 2025, berdasarkan keputusan Lembaga Falakiyah (LF) PBNU. Sepanjang sejarah, banyak peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan keempat dalam kalender Hijriah ini.
Abu Muhammad ‘Ali dalam karyanya, Jawami’us Sirah, menyebutkan bahwa bulan Rabiul Akhir mencatat peristiwa penting umat Islam, yakni pengusiran kaum Yahudi oleh Nabi Muhammad SAW, yang diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr.
"Turunnya surat tersebut dilatarbelakangi oleh upaya pembunuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang dilakukan oleh kaum Yahudi Bani Nadhir. Mereka adalah kaum pertama yang dikumpulkan dan diusir dari Madinah," tulis Ustadz M Tatam Wijaya dalam artikel berjudul “Rabiul Akhir: Asal-Usul Penamaan dan Peristiwa Penting di Dalamnya”.
Ustadz Tatam juga menyebutkan peristiwa lain pada bulan ini, yaitu dakwah sahabat Khalid bin Walid kepada Bani Al-Harits bin Ka'b, yang membuahkan hasil.
"Berkat perjuangan Khalid, mereka masuk Islam di hadapannya. Peristiwa itu terjadi pada bulan Rabiul Akhir 10 Hijriah," ujarnya, sebagaimana dilansir NU Online.
Selain itu, sejumlah perang yang dipimpin sahabat atau Nabi Muhammad SAW juga terjadi pada bulan Rabiul Akhir, antara lain Perang Dzatur Riqa tahun keempat Hijriah, Perang Al-Ghabah tahun keenam Hijriah, hingga Perang Ghamr.
Menyoroti banyaknya peperangan tersebut, Ustadz Muhammad Faizin menulis bahwa peperangan yang dialami Rasulullah merupakan bentuk pembelaan terhadap perbuatan zalim. Hal ini ia rujuk dari Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 39.
"Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka," tulisnya dalam artikel berjudul Khutbah Jumat: Belajar dari Peristiwa Penting pada Rabiul Akhir.
Dia juga menjelaskan bahwa perang yang dilakukan Nabi Muhammad adalah upaya menjaga keamanan bagi individu maupun masyarakat.
"Peperangan ini adalah untuk melakukan penertiban atau penghukuman agar perjanjian yang telah dibuat tidak dilanggar," ujar Ustadz Faizin.
(Rahman Asmardika)