Berpuasa hakikatnya adalah menahan. Namun ditelisik lebih jauh, sebetulnya berpuasa di bulan Ramadan bukan hanya menahan rasa lapar dan dahaga.
Sejatinya, berpuasa bukan hanya menahan diri dari waktu terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dari hal-hal yang membatalkan puasa dari sisi lahiriah (yang terlihat), misalnya minum, merokok, dan makan tentunya.
Lebih dari itu, seperti dijelaskan oleh Ustadz M Najmi Fathoni dalam tayangan tausiah Ramadan bersama Okezone, episode ketiga yang bertajuk “Menahan Syahwat”. Ustadz Najmi menerangkan, sesunggguhnya Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Amat banyak orang-orang berpuasa menahan diri tapi tidak mendapat pahala, hanya mendapat haus dan lapar”.
Baca juga :
Artinya, di luar hal-hal yang bersifat lahiriah atau yang terlihat ini, sejatinya memang ada hal-hal lain yang harus kita puasakan. Ustadz Najmi memberikan contoh misalnya, mulai dari pikiran-pikiran kotor, puasa dari bergunjing membicarakan orang lain. Jangan sampai kita terjebak hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, tapi Ustadz Najmi menegaskan kita harus berupaya menjadi umat Muslim, hamba Allah yang mendapat pahala berlipat sehingga akhirnya bisa damai di surga Allah SWT.
Dalam kisah Nabi Muhammad, Ustadz Najmi bercerita suatu kali Rasulullah berbicara pada sahabat-sahabatnya tentang jalan golongan orang yang bebas dari azab api neraka. Golongan apakah itu?