Penumpang kapal kemudian membuang muatan untuk meringankan beban. Namun tetap saja kapal itu masih oleng dan hampir tenggelam sehingga para penumpang berunding untuk menentukan salah satu dari mereka untuk dibuang ke lautan.
Undian itu dilakukan. Ternyata jatuh pada Nabi Yunus. Namun penumpang lain tak mau Nabi Yunus yang harus dibuang ke laut sehingga undian dilakukan untuk kedua kali. Namun hasilnya sama dan sampai undian ke tiga, hasilnya juga sama. Beliau tersadar bahwa itu adalah kehendak Allah SWT, lalu Nabi Yunus pun menjatuhkan dirinya ke lautan dalam.
Saat itu, Allah telah mengirimkan ikan Nun (paus) untuk menelan Nabi Yunus, tanpa merobek daging maupun mematahkan tulangnya. Nabi Yunus ditelan bulat-bulat.
Nabi Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan. Di dalam perut ikan Nun, beliau bertobat dan meminta ampun kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya. Dia bertasbih selama 40 hari di dalam perut ikan Nun.
"Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat zalim".
Allah mendengar doa Nabi Yunus memerintahkan ikan paus untuk mendamparkan Nabi Yunus di tepi pantai. Allah Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu, agar Nabi Yunus yang kurus serta lemah dapat memakan buahnya agar memiliki tenaga kembali.
Setelah Nabi Yunus pulih, Allah SWT memerintahkan kembali dia menuju kepada kaum Ninawa. Setelah kembali Nabi Yunus sangat terkejut ketika melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah.
Kemudian Nabi Yunus mengajari kaum Ninawa kitab tauhid dan menyempurnakan iman mereka. Allah SWT berfirman, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu". (QS As-Saffat ayat 147-148).
Kisah Nabi Yunus ini memang penuh hikmah. Menyampaikan agar kita mengendalikan emosi amarah kita, tidak tergesa-gesa dan sabar dalam menghadapi sesuatu. Dalam ayat lain, Allah meminta Nabi Muhammad SAW agar tidak bersikap seperti yang dilakukan Nabi Yunus.
“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.” (QS.Qalam:48-50)
(Dyah Ratna Meta Novia)