Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perang Sabil, Bentuk Nasionalisme Pangeran Diponegoro

Perang Sabil, Bentuk Nasionalisme Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro (Foto: Ist)
A
A
A

Seperti dilansir NU Online, Diponegoro disebut mempelajari kitab-kitab kuning klasik, seperti Al-Ghayah wat Taqrib karya Al-Qadhi Abu Syuja, Nasihatul Mulk karya Imam Ghazali, Muharrar karya Imam Al-Fara'i, dan Lubabul Fiqih karya Al-Mahalli, dan Tajus Salatin.

Selain itu, Diponegoro juga mengkaji kitab-kitab kejawaan, yakni Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa, Joyo Lengkoro Wulang, dan Bongo Suwiryo. "Sehingga dia bisa mempertautkan antara khazanah klasik kitab-kitab kuning warisan kebudayaan Arab, pemokiran Timur Tengah dengan khazanah kenusantaraan Indonesia, dan dia rajut menjadi suatu spirit perjuangan nasionalisme," bebernya.

Diponegoro, lanjutnya, menyatukan ulama, ksatria, pendeta, dan seluruh lapisan masyarakat karena beliau mempunyai kapasitas untuk itu.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement