Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hakikat Maulid Nabi, Pengungkapan Rasa Syukur atas Kehadiran Nabi Muhammad SAW ke Dunia

Novie Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 08 November 2019 |13:10 WIB
Hakikat Maulid Nabi, Pengungkapan Rasa Syukur atas Kehadiran Nabi Muhammad SAW ke Dunia
Kehadiran Nabi Muhammad bagaikan hadirnya cahaya di kegelapan semesta (Foto: Istock)
A
A
A

Sejatinya peringatan Maulid Nabi yang dilakukan saat ini baru dirintis oleh penguasa Irbil, Raja Mudhaffar Abu Sa’îd Al Kukburi Bin Zainuddin Ali Bin Buktikin.

 Masyarakat merayakan Maulid Nabi

Meski Maulid Nabi baru dirintis pada era Raja Mudhaffar, namun orang yang melakukannya akan diberi pahala. Imam Suyûthy mengatakan,

سُئِلَ عَنْ عَمَلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ فِي شَهْرِ رَبِيعٍ الْأَوَّلِ مَا حُكْمُهُ مِنْ حَيْثُ الشَّرْعُ وَهَلْ هُوَ مَحْمُودٌ أَوْ مَذْمُومٌ وَهَلْ يُثَابُ فَاعِلُهُ أَوْ لَا قَالَ وَالْجَوَابُ عِنْدِي أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوْلِدِ الَّذِي هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنْ الْقُرْآنِ وَرِوَايَةُ الْأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِي مَبْدَأِ أَمْرِ النَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – وَمَا وَقَعَ فِي مَوْلِدِهِ مِنْ الْآيَاتِ ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُونَهُ وَيَنْصَرِفُونَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنْ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِي يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيهِ مِنْ تَعْظِيمِ قَدْرِ النَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيفِ

“Beliau (Imam Suyûthy) ditanya tentang perayaan Maulid Nabi Saw. pada bulan Rabiul Awwal. Bagaimana hukumnya menurut syara’ ? Apakah terpuji atau tercela ? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala atau tidak ? Beliau menjawab,

“Jawabannya menurutku bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca Alquran, dan kisah-kisah teladan Nabi Saw. Sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya .. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih.

Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan rasa suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang mulia.”[1]

Jadi sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi itu merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur dan senang atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini.

Seperti dilansir website Pondok Pesantren Lirboyo, dalam perayaan Maulid Nabi SAW dilakukan hal-hal yang menjadi anjuran agama.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement