Walaupun semut tidak mempunyai peralatan yang memadai dalam membangun rumah, mereka berhasil membangun istana yang sempurna dan kuat. Semut hanya menggunakan semacam gunting yang terdapat di mulutnya, lalu mengunyah benda-benda yang dipotongnya hingga menjadi semacam adonan. Cara ini mungkin saja telah menginspirasi orang-orang Mesir kuno dalam membangun rumah dan piramida.
Semut-semut kecil tinggal di rumah, mereka menggali tanah menjadi kamar-kamar, membangun bungker, dan tumbuh di dalamnya dengan ditemani oleh para pendidik.
Sebagian semut ada yang bertugas menjaga rumah dan membersihkannya serta mengatur pasokan makanan yang disediakan oleh semut pekerja. Semut tidak mau ada satu pun makhluk yang melihat kehidupan dalam rumah mereka. Mereka juga tidak mau kedatangan tamu tak diundang untuk melihat system kehidupan semut yang mengagumkan.
Para ilmuwan mengungkapkan, ketika meninggalkan rumah, semut akan memberi tanda berupa zat kimia di titik-titik tertentu pada rute yang dilaluinya. Zat kimia tersebut mengeluarkan bau khas sehingga dapat menjadi penunjuk jalan bagi semut ketika pulang. Apabila salah satu semut di antara mereka menghapus zat kimia tersebut, semut yang bepergian itu tidak bisa kembali pulang.
Jika seekor semut melihat benda yang dianggap bermanfaat tetapi ia tidak mampu membawanya, ia akan mengambil semampunya dan menandainya dengan zat kimia di sekeliling benda itu, lalu ia akan kembali kepada teman-temannya. Setelah bertemu dengan teman-temannya, ia akan memberikan secuil benda yang dibawanya itu kepada semua temannya guna menunjukkan keberadaan benda itu kepada mereka.