SEDIKITNYA terdapat 39 tokoh wanita yang berpengaruh dalam sejarah Islam, salah satunya adalah Asma’ binti Abu Bakar. Ia adalah perempuan yang beriman teguh kepada Allah dan Nabi Muhamad SAW.
Dikutip dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam, halaman 209-219, yang ditulis oleh Dr. Bassam Muhammad Hamami, saat Rasulullah Hendak pergi ke Madinah, keluarga Abu Bakar-lah yang mempersiapkan perbekalannya. Abu Bakar berkata, "Carikan untukku suatu gantungan untuk bekal Rasulullah dan suatu tali untuk geriba (wadah air)!" Asma menjawab, "Aku tak mendapatkan sesuatu pun selain ikat pinggangku."
Abu Bakar berkata, "Berikanlah kepadaku". Asma mengatakan, "Aku telah memotongnya menjadi dua: satu untuk bekal makanan dan yang satu untuk geriba.”
Karena itulah, Asma mendapat julukan Dzât an-Nithaqain (Pemilik Dua Ikat Pinggang). Rasulullah SAW berdoa, "Semoga Allah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di surga."
Seorang wanita yang jujur, sabar, pandai bertobat, dan senantiasa berzikir; wanita yang rela merobek ikat pinggangnya untuk Rasulullah SAW, ialah Asma’ binti Abu Bakar. la adalah sosok mukminah yang memiliki kedudukan mulia, harga diri, dan keberanian luar biasa.
Di samping itu, ia juga adalah seorang penyair dan penulis natsr (prosa) yang memiliki logika dan bahasa yang fasih.
Asma' binti Abu Bakar al-Qurasyiyyah at-Tamimiyah, putri dari laki-laki muslim utama dalam Islam sesudah Rasulullah SAW, Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. Ibunya adalah Qatilah binti Abdul Uzza ibn Abdi As'ad ibn Nashr ibn Mâlik ibn Hisl ibn Amir al-'Amiriyyah. Asma binti Abu Bakar adalah sosok ibu dari seorang sahabat besar, Abdullah ibn Zubair r.a, dan saudara wanita dari Ummul Mukminin Aisyah r.a.
Asma' binti Abu Bakar adalah Muhajirin wanita yang terakhir wafat. la masuk Islam sesudah tujuh belas orang yang hadisnya mendapat cahaya iman dari Allah. la beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan keimanan yang kukuh.
Salah satu wujud keislamannya yang baik adalah dapat dilihat ketika ibunya, Qatilah, telah diceraikan oleh Abu Bakar pada zaman jahiliyah. Selanjutnya, disebutkan bahwa pada suatu hari, Qatilah datang untuk mengunjungi putrinya, Asma binti Abu Bakar ash-shiddiq. Saat itu ia datang bersama putranya, al-Hârits ibn Mudrik ibn 'Umar ibn Makhzum.
Namun, tatkala ibunya hendak memberinya hadiah, Asma tidak mau menerimanya sebelum bertanya kepada Rasulullah. la pun pergi untuk bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, selanjutnya, Allah menurunkan ayat:
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya, Alah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Setelah mendangar turunnya ayat tersebut, Asma' binti Abu Bakar mengajak masuk ibunya ke rumah dan menerima hadiah darinya. Hal itu setelah Asma' mendengar Rasulullah bersabda, "Ya, sambunglah hubungan (baik) dengan ibumu."
Asma' Dzát an-Nithâqain (Pemilik Dua Ikat Pinggang) menyaksikan dua masa, yaitu masa sebelum bi'tsah (pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul) dan sesudahnya. la pun menyaksikan berbagai peristiwa nubuwah hari demi hari. la adalah putri dari ash-Shiddiq, sahabat dan karib Rasulullah yang memiliki kemuliaan sebagai orang paling awal masuk Islam dan mempercayai dakwah Rasulullah.
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah juru dakwah terbesar setelah Rasulullah sekaligus maha guru Islam yang pertama. Berbagai usaha besar yang ia lakukan dalam mendakwahkan agama Islam serta kemampuan luar biasanya dalam memahami Islam telah memiliki andil besar dalam membawa hidayah dan keislaman banyak sahabat.
Mereka di antaranya adalah Utsman ibn Affan, Zubair ibn Awwam, Abdurrahman ibn Auf, Sa'ad ibn Waqqash, Thalhah ibn Zubair, dan masih banyak lagi. Mereka yang menjadi sasaran awal dakwahnya itu di luar keluarganya sendiri. Adapun keluarganya yang beriman adalah Ummu Ruman, dan anak-anaknya.
Asma’ binti Abu Bakar memiliki peran besar dalam membantu sang ayah dalam keterlibatannya mengemban beban dakwah Islami dan membela Rasulullah SAW. Sementara Rasulullah memiliki kepercayaan yang sangat besar kepada Abu Bakar ash-Shiddiq dan kedua putrinya: Asma' dan Aisyah.