Jalur Gaza di Palestina yang berpenduduk padat melaporkan kasus koronavirus pertamanya. Pemerintah Palestina meminta warga tinggal di rumah di Tepi Barat yang diduduki. Ini dilakukan untuk membatasi penularan COVID-19.
Dua pria Palestina, satu berusia 79 tahun, dan yang lainnya 63 tahun, dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali dari Pakistan pada hari Minggu malam.

Para pejabat mengatakan kedua pasien, saat ini berada dalam kondisi stabil di daerah karantina di kota perbatasan Rafah.
"Alhamdulillah, lingkaran kontak itu tidak besar," kata Salama Marouf, Ketua Kantor Media Pemerintah Gaza.
Semua orang yang telah melakukan kontak dengan kedua orang penderita COVID-19 itu juga telah dikarantina, katanya.
Sekolah, pasar umum, dan aula acara semuanya telah ditutup di Gaza selama dua minggu terakhir
Otoritas agama di Gaza dan Tepi Barat mendesak orang-orang untuk salat dan ibadah di rumah masing-masing. Mereka diminta untuk tidak datang ke masjid, dan tidak melayat ke rumah kerabat yang meninggal.
Kementerian Kesehatan Palestina mendaftarkan 59 kasus positif virus corona yang dikonfirmasi di Tepi Barat. Sementara Israel memiliki 945 kasus yang dikonfirmasi dan satu kematian.
Gaza merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang Palestina. Para ahli kesehatan mengatakan, infeksi dapat menyebar dengan cepat di antara orang-orang yang tinggal berdekatan, terutama karena persediaan medis yang langka.
Kementerian Kesehatan Palestina mendaftarkan 59 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Tepi Barat. Sementara Israel memiliki 945 kasus yang dikonfirmasi dan satu kematian.