Sirril menjelaskan, dari sudut pandang ilmiah, keabsahan sebuah hipotesa harus terverifikasi/dibuktikan. Dalam hal ini, ya, melalui observasi lapangan atau dalam bahasa agama Rukyatul Hilal.
"Karena itu hisab sebagai langkah teoritisnya, rukyat mengujinya atau pembuktiannya. Makanya di kalangan NU rukyat dan hisab tidak boleh dipisahkan meskipun bisa dibedakan," katanya saat dihubungi Okezone, Kamis (23/4/2020).
Namun jika rukyatul hilal dan hisab belum bisa dibuktikan keabsahannya, maka satu-satunya langkah yang diambil adalah istikmal/menyempurnakan umur bulan sya'ban menjadi 30 hari.
"Dalam hal ini awal puasa bisa jatuh pada Sabtu, 25 April 2020. Tapi kalau ada yang berhasil, maka berarti hasil hisab terverifikasi, dan malam nanti (23/4/3030) mulai sholat tarawih," pungkasnya.
(Dewi Kurniasari)