Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tauhid dalam Perspektif Metafisika

Tauhid dalam Perspektif Metafisika
Ilmu Tasawuf (Foto: Teknistore)
A
A
A

Bismillahirrahmanirrahim, S.Haidar Amuli dalam kitab Asrar asy-Syari'ah wa Athwar-ath-Thariqah wa Anwar al-Haqiqah, menjelaskan bahwa Iman adalah sebuah ikrar dan pembenaran serta pengakuan terhadap Keesaan Tuhan.

Selanjutnya Taslim (ber Islam) sebagai sebuah jalan ketertundukan pada seluruh Iradah (kehendak) dan ketetapan-ketetapan Syariat-Nya, lalu menunaikan amal saleh dan kebajikan (Ihsan).

Berpijak dari kalimah *لااله الا الله* bermakna Tiada Tuhan selain Allah...menjadi penjelas ontologis tentang Sang Maha Tunggal, tak ada sekutu bagi-Nya. Dia adalah hakikat yang tak terbandingkan. Sang Kuddus yang Maha Suci dari keterikatan apapun adalah sisi Tanzih. Tuhan dalam dimensi ini, Maha independen dan tak memiliki hubungan apapun dengan selain-Nya.

Sementara Al Haq atau Sang Kebenaran, meminjam istilah Frithjop Schuon, Dia Sang Absolut dan Infinite (Maha tak Terbatas) meniscayakan memancar (al-fayd) pada sisi Tasybih yang merupakan dimensi keserupaan Tuhan dengan kosmos.

Dalam terminologi Sufi, Syechul Akbar Ibn Arabi sisi Tasybih ini adalah Tajally Asma dan Sifat. Dari Asma Tuhan yang tidak tampak (Al Bathin) memanifestasi dalam beragam level eksistensi (Al Dzahir). Chittick merujuk Qunawi menggunakakan istilah Five Divine Presences, sementara Qaysari menjelaskan dengan istilah al Hadlarat al Khamsa al Ilahiyah untuk menguraikan kehadiran Tuhan dalam struktur hirarkis, Tuhan mentajally dari maqam Ahadiyah-Wahidiyah-Jabarut-Malakut hingga alam Mulk.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement