Suatu hari, Nashruddin berjalan di kuburan. Tiba-tiba, kakinya terperosok dan jatuh ke sebuah liang lahat tua.
Tatkala berada di dalam, terlintas dalam benaknya untuk mencoba kalau-kalau dia dapat melihat rupa malaikat Munkar dan Nakir, yang katanya akan mendatangi orang yang berada dalam kubur.
Tak lama kemudian, terdengar gemerincing keras suara lonceng, mendekat ke arah kuburan di mana Nashruddin berada. Dia mengira kiamat telah tiba. Dengan terburu-buru, dia keluar dari kuburan itu; hendak melarikan diri. Namun, keledai-keledai yang menjadi penyebab suara ribut dan bising itu sudah mendekat padanya.
(Baca Juga : Bagaimana Hukum Ngaji Online? Begini Jawaban Gus Baha)
Dikutip dari buku Tingkah Laku Juha karya Dr Darwisy Juwaidy, melihat Nashruddin yang setengah telanjang dan berjalan tergopoh-gopoh, keledai-keledai itu ketakutan dan lari tunggang-langgang, sehingga satu sama lain saling bertubrukan. Akibatnya, semua barang bawaan berharga di punggung mereka jatuh berserakan dan rusak. Pemilik keledai-keledai itu pun kaget.
Mereka terheran-heran melihat keadaan dan tingkah laku Nashruddin. Lantas mereka bertanya, "Hai, siapa kamu dan sedang apa di sini?" Nashruddin menjawab, "Aku penduduk akhirat, kedatanganku ke sini adalah untuk melihat-lihat dunia...."
(Baca Juga : Antara Hijrah Nabi Muhammad dengan Hijrah Artis)