Dalam menggapai urusan dunia, Syeik Abdul Qadir Jailani mengingatkan agar kita tidak sombong: Janganlah kamu mencari dunia dan marah karena dunia, karena hal itu dapat merusak hatimu, bagaikan cuka merusak madu. Celaka, kamu telah mengumpulkan cinta dunia dan kesombongan.
Kedua sifat itu tidak akan menguntungkan pemiliknya, kecuali jika ia bertaubat. Janganlah kamu sombong. Tidaklah sombong kecuali orang yang bodoh terhadap Allah SWT, Rasul-Nya, dan orang-orang yang shalih.
Wahai orang yang berakal kerdil, kamu mencari ketinggian dengan kesombongan. Justru kamu akan memperoleh yang sebaliknya. Itulah makna kita di larang sombong dalam meraih kemenangan gemerlap dunia, padahal kemenangan hakiki adalah kemenangan untuk meraih maghfirah dan ridha Allah.
Tentang Tawadhu’ Syeikh Abdul Qadir Jailani mengatakan : Tawadhu’dan adab yang baik akan menjauhkanmu dari ketergantunngan pada manusia dan dunia. Taat akan memperbaiki dan mendekatkanmu kepada Allah SWT, sedangkan maksiat akan merusakmu dan menjauhkanmu dari Allah SWT.
Selama bulan Ramdhan ini kita telah menjalani penuh dengan khusyuk dan tawadhu’ mengharap maghfirah dan ridho Allah, seraya berharap meraih kemenangan sejati dalam perang melawan hawa nafsu. Sikap tawadhu’ hendaknya kita pertahankan dalam kehidupan sehari-hari selamanya. Kita bayangkan jika kehidupan rakyat Indonesia mempertahankan karakter yang sopan, hormat, dan andap asor, sebagai implementasi sikap tawadhu’, betapa indah dan damainya negeri kita.
Islam yang ramah betul-betul kita buktikan dalam kehidupan masyarakat. Anehnya, saat ini sudah bergeser dan tercermin dari tokoh-tokoh Islam yang sedikit-dikit marah, bukan ramah. Cara berdakwah yang akhir-akhir ini cenderung memukul bukan merangkul, dan perilaku yang lebih suka menginjak daripda mengajak. Itu semua bisa dihilangkan, resepnya adalah apabila umat Islam dan bangsa ini penuh bersiakap tawadhu’ untuk meraih kemenangan sejati.
Janganlah kita merasa hina bersikap tawadhu’ dalam berhubungan sesama manusia, sikap tawadhu tidak akan menurunkan derajat manusia. Bahkan, Nabi Muhammda SAW telah bersabda : man tawadhoa lillah, warafahullah; waman takabbara wadhaa’hullah : (barang siapa tawadhu’ karena Alah, maka Allah akan meninggikannya; dan barang siapa sombong, maka Allah akan merendahkannya).
Lalu, mengapa kita takut bersikap tawadhu’, dan mengapa kita mempertahankan kesombongan? Wahai manusia, kamu itu siapa, apa yang kamu sombongkan !
Selamat Idul Fithri 1441 H, semoga kita meraih kemenangan maghfirah dan ridho Allah SWT. Mohon maaf lahir batin.
Oleh : Ali Masykur Musa
Penulis adalah Ketua Umum PP ISNU, dan Mursyid Thariqah Naqshabandiyah Khalidiyah, Pondok Pasulukan Al-Masykuriyyah, Condet, Jakarta.
(Muhammad Saifullah )