Sementara Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin mengatakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memperingatkan kepada umat Islam agar selalu menjaga lisan. Jauhi perkataan yang dapat melukai hati seseorang.
"Etika dalam Islam menjaga lisan sangat penting, saking pentingnya hingga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan berkali-kali, hati-hati dengan lisan kita," terang Ustadz Ainum Yaqin saat dikonfirmasi Okezone belum lama ini.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: «التَّقْوَى، وَحُسْنُ الْخُلُقِ» ، وَسُئِلَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ؟ قَالَ: الْأَجْوَفَانِ: الْفَمُ، وَالْفَرْجُ
Artinya: "Nabi pernah ditanya tentang perbuatan yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk ke dalam surga. Beliau menjawab 'Ketakwaan dan perangai yang baik'. Beliau juga ditanya mengenai perbuatan yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk ke neraka. Beliau menjawab 'Dua lubang; Mulut (yakni lisan) dan kemaluan." (HR Ibnu Majah).
Selain itu, ucapan atau lisan merupakan cerminan diri dan akan diketahui akhlak yang sebenarnya. Kemudian tidak jarang orang celaka akibat ucapannya sendiri.
"Lisan adalah cerminan hati, baik buruknya bersumber pada hati seseorang, mencerminkan akhlak dan budi pekertinya. Lisan juga sumber malapetaka, munculnya bahaya, bahkan kerusakan juga karena ketidak mampuan seseorang menjaga lisan," pungkasnya.
(Hantoro)