Kekuatan Khusus?
Di sinilah peran burung hud-hud berakhir. Beberapa orang telah menafsirkan bahwa hud-hud adalah nama manusia dan bukan burung, karena seekor burung tidak mungkin diberkahi dengan kekuatan pengamatan, diskriminasi, dan ekspresi sedemikian rupa sehingga harus melewati suatu negara dan harus datang ke Negeri Saba yang memiliki sistem pemerintahan dan diperintah oleh seorang wanita tertentu (Bilquis), agamanya adalah penyembah matahari, bahwa ia harus menyembah Satu Tuhan daripada disesatkan, dan kemudian sekembalinya ke Nabi Sulaiman ia harus dengan jelas membuat laporan tentang semua pengamatannya di hadapannya.
Argumen tandingannya adalah walaupun ada kemajuan besar dalam sains dan teknologi, manusia tidak dapat memastikan dengan pasti kekuatan dan kemampuan apa yang dimiliki oleh spesies binatang dan individu yang berbeda?
Sejauh ini manusia belum dapat mengetahui melalui cara tertentu apa yang diketahui oleh hewan yang berbeda dan apa yang mereka lihat dan dengar apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan pahami atau bagaimana pikiran masing-masing dari mereka bekerja.
Namun, pengamatan kecil apa pun yang telah dilakukan terhadap kehidupan berbagai spesies hewan, telah mengungkapkan beberapa kemampuan luar biasa mereka.
Sekarang, ketika Allah Subhanahu wa ta'ala yang menciptakan hewan-hewan ini memberi tahu bahwa Dia telah mengajarkan ucapan burung kepada salah satu Nabi-Nya dan memberkahinya dengan kemampuan untuk berbicara kepada mereka, dan penjinakan dan pelatihan Nabi telah memungkinkan suatu hud-hud bahwa ia dapat melakukan pengamatan tertentu tentang tanah asing dan dapat melaporkannya kepada Nabi, maka kata penafsir di atas harus siap untuk merevisi sedikit pengetahuan tentang binatang sebagaimana firman Allah.
(Hantoro)