ABU Bakar As-Shiddiq Radhiallhu 'anhu merupakan sahabat yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah memuji Abu Bakar karena pengorbanannya yang begitu besar terhadap dakwah Islam.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bahkan pernah bersabda, "Sesungguhnya aku tidak tahu sampai kapan aku akan hidup bersama kalian, oleh karena itu teladanilah dua orang sepeninggalku (sambil menunjuk Abu Bakar dan Umar bin Khattab)." (Hadis Jami' At-Tirmidzi Nomor 3596)
Abu Bakar bernama lengkap 'Abdullah bin Abu Quhafah. Ia lahir pada tahun 573 Masehi dan salah satu orang yang awal memeluk Islam serta khalifah pertama sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Berikut karomah atau kelebihan dan kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang tidak banyak orang, seperti dikutip dari Sindonews, Jumat (26/6/2020).
'Abdurrahman bin Abu Bakar radhiallahu'anhu menceritakan bahwa ayahnya datang bersama tiga orang tamu hendak pergi makan malam bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian mereka datang setelah lewat malam.
Istri Abu Bakar bertanya, "Apa yang bisa engkau suguhkan untuk tamumu?" Abu Bakar balik bertanya, "Apa yang kamu miliki untuk menjamu makan malam mereka?"
Sang istri menjawab, "Aku telah bersiap-siap menunggu engkau datang." Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya."
Abu Bakar mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar, "Demi Allah, setiap kami mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak. Kami merasa kenyang, tetapi makanan itu justru menjadi lebih banyak dari sebelumnya."
Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih banyak, lalu ia bertanya kepada istrinya, "Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?" Sang istri menjawab, "Mataku tidak salah melihat, makanan ini menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya." Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu berkata, "Ini pasti ulah setan."
Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan meletakkannya di hadapan Beliau. Ketika itu sedang ada pertemuan antara kaum Muslimin dan satu kaum. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah keseluruhan hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka semua menikmati makanan yang dibawa Abu Bakar. (HR Al Bukhari dan Muslim)