Wujud toleransi lain di Amerika, Fauzi menunjuk pesatnya pertumbuhan masjid. Bahkan kini ada pesantren pertama di Amerika, Nusantara Foundation, yang didirikan Shamsi Ali.
Pembicara kedua dalam diskusi itu, Shamsi Ali, tercatat sebagai direktur Jamaica Muslim Center di New York. Tetapi, penulis buku tentang kerja sama antaragama itu lebih dikenal sebagai tokoh Muslim.
Baca juga: 3 Hal yang Mesti Diperhatikan Muslimin ketika Diundang ke Pernikahan
"Banyak persepsi yang mengatakan bahwa Islam itu baru di Amerika. Itu bagian dari upaya untuk melemahkan!" kata Shamsi Ali.
Islam, jelas dia, dicitrakan sebagai pendatang supaya Muslim tidak merasa memiliki negara ini. Padahal, Islam sudah hadir di bumi Amerika jauh sebelum kedatangan sang penjelajah Christopher Columbus.

Shamsi Ali menunjuk catatan sejarah dalam bahasa Arab di gunung-gunung di Denver, Colorado. Ia juga memaparkan Muslim datang dari Spanyol dan China, berinteraksi dengan orang asli Amerika, sebelum kedatangan orang-orang kulit hitam, yang separuhnya Muslim dan dijadikan budak, dari Afrika.
Dalam perkembangannya, imigran Muslim datang dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Eropa timur. Di New York, terdapat hampir 1 juta Muslim dengan hampir 300 masjid. Tetapi, Shamsi Ali menyayangkan mereka bermental rumah.
"Salah satu di antaranya adalah merasa bahwa terlibat dalam kehidupan publik adalah ancaman kepada pemerintah. Di Amerika terbalik. Untuk kita bisa aman, untuk mendapatkan hak kita, maka kita harus terlibat dalam kehidupan publik," ungkap Shamsi Ali.
Baca juga: Diubah Jadi Masjid, Begini Sejarah Hagia Sophia
Dalam kiprahnya, ia menyampaikan bahwa Islam tidaklah identik dengan Arab. Lalu terkait isu belakangan ini, Islam adalah obat mengatasi penyakit rasisme karena Islam adalah agama bagi semua warna kulit.
"Maka, kita tidak pernah membenci orang karena warna kulitnya. Kita membenci orang karena perilaku rasisnya, dan kami berjuang bersama orang (kulit) hitam, membela mereka, untuk mengatakan: yang kita lawan adalah rasisme. Bukan orang (kulit) putih," kata Shamsi Ali.