PEMUDA merupakan harta yang terpenting bagi bangsa, negara, dan agama. Pemuda yang cerdas adalah pemuda yang tidak merusak diri sendiri. Namun berbeda dengan pemuda zaman sekarang karena telah diracuni oleh teknologi sehingga kehilangan semangat berjuang dan semangat belajar.
Dalam Islam, pemuda yang diidam-idamkan Allah Subhanahu wa Ta'ala ialah pemuda seperti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang memerjuangkan agama Islam sampai titik darah penghabisan.
Sahabat Ibnu Abbas pernah menyatakan: ''Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan pemuda. Dan seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan di waktu masa mudanya,''.
Pendakwah Ustadz Syam melalui channel YouTube iNews Religi, menjelaskan bahwa jika seorang pemuda ingin mencari teladan yang baik maka wajib menengok ke zaman Rasulullah. Di zaman Nabi, hidup seorang pemuda bernama Mush’ab bin Umair. Ia termasuk salah satu pemuda yang baru mengenal Islam.
Mush’ab bin Umair merupaakan pemuda tampan, terpandang dan terkaya di Kota Makkah. Ia sangat dicintai ibundanya. Dulunya, Mush’ab bin Umair merupakan penyembah berhala sebelum hijrah kepada Islam.
Baca juga: Asal Usul Bubur Asyura dan Kisah di Baliknya
Setelah Mush’ab bin Umair masuk Islam, ibundanya pun geram serya berkata kepadanya: "Hei anakku, tinggalkan agamamu, kalau kau tidak mau meninggalkan agamamu wahai anakku, maka ibu tidak akan mau makan, minum dan biarkan ibu di bawah teriknya matahari, sampai ibu mati karena ibu tidak rela karena engkau masuk Islam,” ucap ibunda Mush’ab bin Umair.
Lalu Mush’ab menjawab: "Ibuku, aku sayang kepadamu, aku cinta kepadamu, tapi walaupun engkau punya seratus nyawa dan seratus nyawa itu keluar dan engkau seratus kali mati, aku tidak akan pernah meninggalkan agamaNya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam,".
Setelah itu, saudara Mush’ab bin Umair mengancam beliau untuk menghentikan fasilitas yang sudah diberikan kepadanya. Mush’ab bin Umair bahkan diusir hingga hijrah ke Madinah. Pada akhirnya, Mush’ab bin Umair sampai pada suatu peperangan yaitu perang Uhud, di mana ia memegang bendera di bawah panji Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.