Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Kakbah Pernah Diterjang Banjir Hebat dan Berhasil Kembali Dibangun

Vitrianda Hilba Siregar , Jurnalis-Senin, 25 Januari 2021 |18:30 WIB
Sejarah Kakbah Pernah Diterjang Banjir Hebat dan Berhasil Kembali Dibangun
Ilustrasi jamaah haji pada 1905 (Image from "Sword of Islam (1905) Wollaston, Arthur Naylor, Sir, p.406/Firanda.com)
A
A
A

JAKARTA- Di zaman Jahiliyyah, Kakbah dibangun dan disusun dengan batu-batu saja tanpa ada semen atau sejenisnya yang berfungsi untuk melekatkan batu-batu tersebut.

Tinggi Kakbah juga hanya seberapa dan tidak terlalu tinggi. Pada awalnya Kakbah hanya memiliki dua sudut saja, yaitu hanya rukun yamaani dan rukun al-Hajar al-Aswad, dan bentuknya kira-kira seperti “D” (yaitu seperti huruf kapital d).

Uztaz Dr Firanda Andirja MA mengisahkhan, karena kondisi Kakbah yang demikian dan tanpa adanya dinding (semacam pagar) yang mengitari dan melindunginya maka Kakbah mudah sekali terhantam oleh banjir yang turun dari gunung-gunung Makkah apabila terjadi hujan.

Baca Juga: Bulan Purnama Akan Tepat di Atas Kakbah Pada 28 Januari

Tatkala Nabi Muhammad SAW berusia 35 tahun (sekitar lima tahun sebelum beliau SAW diangkat menjadi Nabi) terjadilah banjir hebat yang menghantam dinding-dinding Kakbah sehingga merusak pondasi Kakbah. Orang-orang kafir Quraisy ingin mengadakan renovasi Kakbah yaitu dengan membongkar total Kakbah.

Akan tetapi mereka takut meruntuhkan Kakbah terlebih dahulu sebelum merenovasinya, mengingat 35 tahun yang lalu telah terjadi peristiwa dihancurkannya tentara bergajah milik Abrahah yang hendak merusak Kakbah. Oleh karena itu, orang-orang Quraisy tidak ada yang berani dan takut ditimpa seperti apa yang telah menimpa Abrahah 35 tahun lalu.

Baca Juga: Hati-Hati! Suuzan Jadi Pengundang Musibah

Namun, salah seorang di antara mereka yang bernama Al-Walid Ibnul Mughirah nekat membongkar Kakbah. Dia berkata kepada orang-orang Quraisy:

أَتُرِيدُونَ بِهَدْمِهَا الإِصْلاحَ ، أَمِ الإِسَاءَةَ ؟ قَالُوا : بَلْ نُرِيدُ الإِصْلاحَ . قَالَ : فَإِنَّ اللَّهَ لا يُهْلِكُ الْمُصْلِحِينَ

“Kalian ingin menghancurkan Kakbah dengan tujuan untuk memperbaikinya atau memperburuknya?” Jawab mereka: “Kami ingin memperbaikinya.” Kalau begitu Allah tidak akan menghancurkan orang-orang yang berbuat baik.

Akhirnya dia mulai mengambil cangkulnya dan membongkar Kakbah sedikit demi sedikit. Malam itu tidak ada seorang pun yang berani mengikuti dirinya membongkar Kakbah. Orang-orang mulai menunggu dan menanti apa yang akan terjadi pada malam itu, khawatir Al-Walid bin Al-Mughirah terkena adzab sebagaimana yang telah menimpa Abrahah.

Mereka berkata:

فَإِنْ أُصِيبَ لَمْ نَهْدِمْ مِنْهَا شَيْئًا وَرَدَدْنَاهَا كَمَا كَانَتْ، وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ شَيْءٌ، فَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ صُنْعَنَا، فَهَدَمْنَا

“Jika dia ditimpa suatu musibah, kita tidak akan membongkar Kakbah sama sekali dan kita kembalikan Kakbah sebagaimana sedia kala. Namun jika ia selamat, berarti Allah telah ridha dengan apa yang akan kita lakukan, maka kita runtuhkan Kakbah.”

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement