JAKARTA- Usulan memakai jasa dukun untuk mencari cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air berkode SJ-182 ditentang para ulama. Perbuatan syirik, begitu katanya.
Usulan memakai jasa dukun ini disampaikan Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Tamanuri.
"Kita tambah sajalah tambah dukun. Gampang itu. Kita menggunakan jasa perdukunan. Mudah-mudahan bisa ketemu," ujarnya dalam acara Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (3/2/2021).
Baca Juga: Anggota DPR Usul Pakai Dukun Cari CVR Sriwijaya Air SJ-182
Menurut Tamanuri, pencarian menggunakan sistem manual akan sulit dilakukan. Bahkan, dengan peralatan canggih pun, memory dari CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tak kunjung ketemu.
Lalu bagaimana pandangan hukum menggunakan dukun dalam Islam? Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustaz Ainul Yaqin pun langsung bereaksi keras dan tegas menolak upaya itu.
Dalam pesannya yang diterima Okezone pada Jumat (5/2/2021) dia mengatakan semua yang ada dimuka bumi ini adalah milik Allah Ta'ala semata, baik yang nampak fisiknya ataupun ghaib wujudnya, adalah kebesaran-Nya.
Baca Juga: Besok, Basarnas Tentukan Perpanjangan Waktu Operasi Pencarian Sriwijaya Air
Musibah jatuhnya Sriwijaya Air menjadi musibah yang cukup menguji keimanan bagi yang tertimpa, keluarga, sanak, bahkan bangsa kita. Ujian yang sebenarnya mencoba menjadikan kita sebagai hamba yang lebih matang keimananaya.
Dia melanjutkan, musibah tidak pernah bisa diprediksi akan terjadi seperti apa bagaimana akibatnya, hanya tali iman dan takwa yang bisa mengokohkan kekuatan bahwa takdir Allah penuh hikmah-Nya.
Baca Juga: Ghibah dan Adu Domba Perkara Haram Terberat Setelah Syirik
Ustaz Ainul Yaqin pun mengungkapkan, seorang ahli hadist Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- Asqolan mencatat Al-kahanah (perdukunan) ialah pekerjaan mengaku-ngaku tahu tentang sesuatu yang gaib, membuka tabir tentang apa yang akan terjadi di muka bumi, alam raya, dengan bersandar kepada sebab tertentu yang berasal dari informasi jin, setan yang mencuri kabar langit dari diskusi para malaikat setelah menerima titah dari Allah, kemudian oleh para Jin ini hasilnya disampaikan ke telinga dukun.”(Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- Asqolani)