"Saya pertama kali mengetahui ini di Facebook dan saya sangat bersemangat untuk berpartisipasi. Karena saya seorang ibu rumah tangga dan ingin mengambil bagian dalam inisiatif ini, saya bisa membantunya dari rumah dengan membuat makanan. Saya hanya perlu mengantarkan ke kios ini, dan kios ini yang bertanggung jawab mendistribusikan makanan," jelas Abdulrahman.
Yaman kembali melalui Ramadan dalam perang sejak koalisi pimpinan Arab Saudi turun tangan untuk menggulingkan Houthi yang bersekutu dengan Iran pada 2015, sehingga menewaskan dan memaksa ribuan orang mengungsi.
Perang yang dipandang sebagai proksi antara Arab Saudi dan Iran ini telah menyebabkan lebih dari separuh warga Yaman mengalami kerawanan pangan, dan membawa negara itu ke ambang kelaparan.
Kehadiran Wajbeh tidak menyelesaikan krisis pangan di Sanaa, atau Yaman secara umum. Aly Mohammed Abdo, seorang pengungsi asal Hajjah di Sanaa, mengatakan, apa yang diberikan Wajbeh memang membantu tapi terlalu kecil untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
"Jumlah orang dalam keluarga saya 15, termasuk anak-anak. Jatah makanan ini hanya cukup untuk saya. Saya duduk di sini bersama para pengungsi miskin lainnya. Saya meminta pemilik kios amal ini menyediakan makanan untuk semua orang yang telantar."
(Vitrianda Hilba Siregar)