“Risalah Nabi melalui dakwahnya adalah untuk menjadi rahmat, kebaikan, kebenaran, keutamaan, kemaslahatan, kebahagiaan bagi seluruh alam,” jelas Haedar menerangkan ayat 125 Surat An-Nahl.
“Dengan kata lain melalui dakwah, pertama kita ingin menyebarkan nilai-nilai Islam itu sehingga kemudian menjadi rahmat bagi semesta alam yang membawa kemajuan, kebaikan, keutamaan, peradaban dan segala hal yang membuat umat manusia menjadi umat yang berperadaban utama,” ujarnya.
“Dalam konteks ini, dakwah bersifat memperbaharui agar umat Islam, warga Muhammadiyah yang sudah memeluk Islam menjadi semakin baik dalam Keislaman. Udkhulu fi silmi kaffah,” imbuhnya.
Kaffah menurut Haedar adalah totalitas beragama sekaligus pemahaman yang multi perspektif dan tidak sempit.
“Jadi jangan sampai kita pengerak dakwah posisinya sebagai maf’ul atau objek. Kita tidak bisa menjadi pelaku dakwah kalau tidak berkualitas,” pungkasnya.
(Vitrianda Hilba Siregar)