SETIAP Muslimin diwajibkan bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Pekerjaan yang dilakukan pastinya harus yang halal agar selalu mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Nah, banyak orang bertanya-tanya, apa pekerjaan yang paling baik menurut ajaran Islam? Berikut penjelasannya dari Ustadz Muhammad Abduh Tasikal, seperti dikutip dari laman Rumaysho.
Baca juga: Belum Akikah tapi Berkurban, Bagaimana Hukumnya?
Dalam 'Bulughul Maram Kitab Al-Buyu' dijelaskan mengenai hal ini, yaitu:
عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ – رضي الله عنه – أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – سُئِلَ: أَيُّ اَلْكَسْبِ أَطْيَبُ? قَالَ: – عَمَلُ اَلرَّجُلِ بِيَدِهِ, وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ – رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ، وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ.
Artinya: "Dari Rifa’ah bin Raafi’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam ditanya mengenai mata pencarian yang halal? Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam menjawab, 'Amalan seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang diberkahi'." (HR Al-Bazzar dan disahihkan oleh Al-Hakim) (HR Al-Bazzar 9:183; Al-Hakim 2:10; Ahmad 4:141. Syekh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan hadis ini hasan dilihat dari jalur lainnya)
Adapun makna dari hadis tersebut adalah:
1. Setiap Muslimin diperintahkan bekerja, itulah yang namanya tawakal.
2. Sahabat Nabi itu sangat semangat mencari kerja yang halal, bukan mencari kerja yang banyak penghasilannya.
3. Pekerjaan seseorang dengan tangannya adalah pekerjaan yang paling asal, karena Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam mendahulukan pekerjaan dengan tangan, lalu jual beli yang mabrur.
4. Apa pekerjaan yang paling utama (paling bagus)? Syekh ‘Abdullah Al-Fauzan katakan bahwa pekerjaan yang paling bagus adalah pekerjaan yang sesuai dengan keadaan setiap orang, dan saling mendukung antara mukmin yang satu dan lainnya.
5. Bekerja lebih utama atau lebih baik dari meminta-minta (mengemis).
Baca juga: Sinusitis Tak Kunjung Sembuh, Ada Resep Herbal Racikan Ustaz Zaidul Akbar
Pekerjaan dengan Tangan Sendiri
Hal yang pertama kali disinggung mengenai pekerjaan terbaik adalah hasil kerja tangan sendiri. Dalam hadis lain disebutkan:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya: "Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihissalam dahulu juga makan dari hasil kerja keras tangannya." (HR Bukhari Nomor 2072, dari Al-Miqdad).
Bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadis ini, mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daud ‘alaihissalam.
Contoh pekerjaan dengan tangan adalah bercocok tanam, kerajinan, mengolah kayu, pandai besi, dan menulis. (Lihat kitab Minhah Al-‘Allam 6:9)