Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ibadah Haji dan Kurban Saling Terkait Erat, Begini Hikmahnya

Vitrianda Hilba Siregar , Jurnalis-Sabtu, 17 Juli 2021 |15:00 WIB
Ibadah Haji dan Kurban Saling Terkait Erat, Begini Hikmahnya
Ibadah haji dan kurban. (Foto: AFP)
A
A
A

IBADAH haji dan kurban dua hal yang sangat terkait erat. Kedua ibadah yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah  tersebut terdapat hikmah, faidah, manfaat dan pelajaran yang dapat dipetik. Untuk apa? Demi memperbaiki langkah-langkah hidup menyongsong masa depan, agar meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat.

Nah di antara hikmah yang bisa dipeti dari amalan ibdaah haji dan kurban adalah:

Pertama: Kewajiban Terbesar Setiap Hamba adalah Tauhid, yaitu Beribadah Hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan Menjauhi Perbuatan Syirik

Baca Juga: Puasa Arafah Amalan yang Dimuliakan Bisa Menghapus Dosa 2 Tahun

Ustaz Sofyan Ruray menjelaskan, perhatikanlah mengapa berhaji, mengapa sholat Idul Adha dan mengapa  berkurban, semua itu tidak lain dalam rangka menghambakan diri hanya kepada Allah ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan awal pembangunan Kakbah dan perintah berhaji pertama kali, 

وَإِذْ بَوَّأْنَا لإبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

 

'Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, orang-orang yang beribadah, orang-orang yang rukuk dan sujud. Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” [QS. Al-Hajj: 26-27]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan pelajaran penting dari ayat ini, 

هَذَا فِيهِ تَقْرِيعٌ وَتَوْبِيخٌ لِمَنْ عَبَدَ غَيْرَ اللَّهِ، وَأَشْرَكَ بِهِ مِنْ قُرَيْشٍ، فِي الْبُقْعَةِ الَّتِي أسسّتْ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ عَلَى تَوْحِيدِ اللَّهِ وَعِبَادَتِهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ.

“Dalam ayat ini terdapat teguran dan celaan yang keras terhadap mereka yang beribadah kepada selain Allah dan menyekutukan-Nya, yaitu orang-orang Quraisy, di tempat yang sejak awal dibangun untuk mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya yang satu saja, tiada sekutu bagi-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/413]

Sebagaimana Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk melakukan sholat Idul Fitri dan berkurban, 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka sholatlah hanya untuk Rabb-mu dan berkurbanlah hanya untuk-Nya.” [QS. Al-Kautsar: 2]

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah dalam Tafsir beliau menjelaskan makna ayat ini dengan menukil dari ulama Ahli Tafsir terdahulu, 

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ كَعْبٍ: إِنَّ نَاسًا كَانُوا يُصَلُّونَ لِغَيْرِ اللَّهِ، وَيَنْحَرُونَ لِغَيْرِ اللَّهِ، فَأَمَرَ اللَّهُ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَكُونَ صَلَاتُهُ وَنَحْرُهُ لَهُ. وَقَالَ قَتَادَةُ وَعَطَاءٌ وَعِكْرِمَةُ: الْمُرَادُ صلاة العيد، ونحر الأضحية.

“Muhammad bin Ka’ab berkata: Sesungguhnya dahulu manusia melakukan sholat dan berkurban untuk menyembah selain Allah, maka Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk sholat dan berkurban hanya untuk Allah. Dan berkata Qotadah, Atho’ dan Ikrimah: Sholat dan menyembelih yang dimaksud dalam ayat ini adalah sholat hari raya dan menyembelih hewan kurban.” [Fathul Qodir, 5/614]

Kedua: Hendaklah Senantiasa Meneladani Sunnah dan Mengikuti Petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam

Kaum muslimin wal muslimat yang saya cintai rahimakumullaah, sejumlah ibadah yang dikerjakan, mengingatkan kita terhadap prinsip penting dalam hidup ini, yaitu senantiasa meneladani panutan manusia yakni  Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, karena tidaklah mungkin kita dapat beribadah kepada Allah dengan benar tanpa petunjuk beliau.

Baca Juga: Perintah Sering Mengingat Kematian, Begini Hikmahnya

Oleh karena itu dalam melaksanakan ibadah haji, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya, 

خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ

“Ambillah manasik haji kalian dariku.” [HR. Muslim dan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro, dan lafaz ini milik beliau dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]

Pada hari raya Idul Adha, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ بِهِ فِي يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ ثُمَّ نَرْجِعَ فَنَنْحَرَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا ، وَمَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ عَجَّلَهُ لأَهْلِهِ لَيْسَ مِنَ النُّسُكِ فِي شَيْءٍ

“Sesungguhnya pertama kali yang akan kita kerjakan pada hari ini (Idul Adha) adalah sholat, kemudian kita kembali, lalu kita berkurban. Maka barangsiapa yang melakukan itu, berarti dia telah mengamalkan sunnah kami dengan tepat, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat maka itu hanyalah daging biasa yang dia berikan untuk keluarganya dan bukanlah sebuah nusuk (ibadah kurban) sama sekali.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Baro’ bin ‘Azib radhiyallahu’anhu]

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement