PADA hari ini, Selasa 17 Agustus 2021, bertepatan dengan momen 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Banyak jasa para pahlawan hingga akhirnya Tanah Air bisa bebas merdeka seperti sekarang. Salah satunya adalah Jenderal Soedirman.
Jenderal Soedirman diangkat menjadi PanglimaTentara Nasional Indonesia (TNI) oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta pada 27 Juni 1947 atau 74 tahun silam. Jenderal Besar Raden Soedirman adalah seorang perwira tinggi pada masa revolusi nasional Indonesia. Sebagai panglima besar TNI pertama, sosok Soedirman sangat dihormati.
Baca juga: Jenderal Soedirman Saat Pimpin Perang Gerilya dalam Kondisi Sakit Tak Pernah Menunda Sholat
Pria yang lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 itu merintis karier militer di salah satu bentukan Jepang dahulu yakni Pembela Tanah Air (PETA). Di situlah ia digembleng keperwiraannya hingga menjadi satu-satunya jenderal bintang lima di Indonesia.
Sebagaimana telah Okezone rangkum, Jenderal Soedirman disebut mempunyai kharisma dan wibawa tersendiri. Kepribadiannya ini setidaknya tidak saat merintis karier di PETA dimilikinya.
Soedirman kecil diasuh dan diangkat anak Wedana (Camat) Rembang Raden Tjokrosoenarjo. Saat itulah sejak menjadi anak angkat Asisten Wedana, ia bisa bersekolah yang hanya bisa dinikmati anak-anak priyai Jawa yaitu Hollandsche Inlandsche School (HIS).
Sebagaimana dalam buku 'Sang Komandan' karya Petrik Matanasi, setelah lulus dari HIS, Soedirman kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Taman Siswa dan Hollandsche Indische Kweekschool (HIK) Muhammadiyah Solo. Tetapi dia tidak sampai lulus akibat terkendala biaya.
Soedirman sangat aktif dalam berbagai kegiatan sejak duduk di bangku sekolah, termasuk sebagai pengurus Kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang dijalankan oleh Organisasi Islam Muhammadiyah.
Baca juga: Kisah Ustadz Adi Hidayat Ajarkan Pancasila ke Penjual Bendera
Dahulu ia sempat menjadi guru di Wirotomo saat berusia 20 tahun dan pernah sebagai kepala sekolah. Soedirman juga pernah menjadi tokoh Pemuda Muhammadiyah dan memimpin Hizbul Wathan Cabang Cilacap.
Soedirman tetap mengabdi menjadi guru dan aktif di Muhammadiyah meskipun gaji yang didapatkanya hanya 12,5 golden. Alhasil dari situlah kewibawaan dan kharismanya terbentuk.