Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pria Ini Jadi Mualaf karena Kagum dengan Adab Buang Air Kecil Umat Islam

Melati Septyana Pratiwi , Jurnalis-Rabu, 13 Oktober 2021 |01:11 WIB
Pria Ini Jadi Mualaf karena Kagum dengan Adab Buang Air Kecil Umat Islam
Kisah mualaf Steven McCarthy karena kagum dengan adab buang air kecil Muslimin. (Foto: YouTube Ape Astronaut)
A
A
A

ABDUR-RAHEEM McCarthy lahir dengan nama Steven McCarthy. Dirinya menjadi mualaf sejak masih berusia 18 tahun. Sebagai orang yang penuh masalah di masa muda justru mengantarkan Steven pada penemuan akan kebenaran ajaran agama Islam.

Steven di usianya yang masih 18 tahun kerap terlibat banyak masalah. Sampai-sampai keluarga memandangnya sebagai seorang yang tersesat.

Baca juga: 32 Tahun Jadi Pemuka Agama, Wanita Inggris Ini Dapat Hidayah dan Masuk Islam 

Sebenarnya dalam diri Steven pun sadar dan mengetahui apa yang telah ia perbuat tidaklah benar. Ia mulai membuat beberapa target guna menjadi lebih baik. Salah satu target tersebut adalah menjadi seseorang yang lebih religius.

Steven memiliki latar belakang sebagai penganut Kristen sehingga arti religius yang ia ketahui saat itu adalah rajin ke gereja, membaca Alkitab, dan mengenakan kalung salib.

Kisah mualaf Steven McCarthy karena kagum dengan adab buang air kecil Muslimin. (Foto: YouTube Ape Astronaut)

Suatu ketika Steven mendatangi rumah temannya. Saat itu teman Steven lupa bahwa ia sudah janji untuk bertemu. Alhasil, Steven menunggu di rumah temannya tersebut. Di sana Steven bertemu dengan ayah dari temannya yang ternyata sudah memeluk agama Islam.

"Ayahnya sedang membaca Alquran. Dia menggunakan kaset, dan dari kaset itu Alquran dibacakan dalam bahasa Arab," ujar Steven, seperti dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Penduduk Langit, Rabu (13/10/2021).

Baca juga: Cerita Wanita Cantik Asal Amerika Jadi Mualaf Usai Menulis tentang Islam 

Ia kemudian bertanya kepada ayah temannya tersebut, apakah orang kulit putih boleh menjadi seorang Muslim. Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Pada masa itu tersebar sebuah keyakinan di mana Islam hanya milik orang kulit hitam, sementara orang kulit putih adalah setan.

Ayah dari temannya itu pun memberikan jawaban, "Alhamdulillah, Islam itu untuk semua orang. Tak peduli kau hitam, putih, coklat."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement