Mendengar itu, Kiai Mahmud mengambil sisa-sisa ikan bakar yang kepalanya masih menyatu dengan tulang sampai ekor, namun sudah tidak ada dagingnya, karena telah dimakan.
Ikan bakar tersebut lalu dilempar oleh Kiai Mahmud ke Sungai Pandi yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Ajaib, ikan yang tidak berdaging itu atas izin Allah Subhanahu wa ta'ala hidup dan berenang-renang di sungai.
Baca juga: Alquran Surah Taha Ayat 1-135 Lengkap Bacaan Latin hingga Keutamaannya
"Ikan tersebut hingga saat ini dari cerita warga kadang menampakkan diri. Namun tidak semua orang bisa menjumpainya di Sungai Pandi," papar Raden Imamiyah, keturunan Kiai Macan sekaligus Kiai Mahmud yang ada di Ambunten.
Namun konon, seperti dikatakan Imamiyah, biasanya warga atau orang yang melihatnya tidak lama hidup alias pendek umurnya.
Baca juga: Muhammadiyah Tanggapi soal Boneka Arwah, Ustadz Faozan Amar: Lebih Baik Rawat Anak Yatim
"Dari dulu memang dikenal seperti itu. Tapi yang namanya mati itu ya tetap dikembalikan pada ketentuan Allah Subhanahu wa ta'ala. Sudah ajalnya," tutup Imamiyah.
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)