BULAN Rajab adalah satu dari empat bulan suci yang disebutkan Rasulullah. Masing-masing adalah Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Terdapat beberapa peristiwa penting di bulan Rajab, salah satunya Perang Tabuk yang menjadi perang terakhir Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin mengatakan Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah. Nama Perang Tabuk diambil dari salah satu wilayah yang terletak di antara Wafi Al-Quro, Nigeria Hijaz, dan Syiria.
Baca juga: Abu Nawas Lolos dari Pukulan Istrinya, tapi Malah Maling yang Bonyok, Kok Bisa?
"Perang Tabuk menjadi masyhur sebab ini adalah perang terakhir Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Di dalam perang ini adalah keimanan dan loyalitas sedang diuji," ujar Ustadz Ainul Yaqin saat dihubungi Okezone.
Ujian keimanan ini diperuntukan bagi kaum Muslimin sejati saat itu. Penegasan momen Tabuk yaitu tentang loyalitas keimanan dan ketangguhan berperang dalam kondisi cuaca yang panas menyengat. Kala itu cuaca sangat ekstrem sehingga dapat menggoyahkan pasukan.
"Belum lagi adanya gangguan stabilitas politik internal dari kaum munafiqin yang terus merongrong kesabaran dan kekokohan kaum mukmin. Sifat dan sepak terjangnya yang menciptakan kegaduhan dan kesemrawutan, membutuhkan kesabaran Nabi Muhammad dan kaum mukmin tersendiri," ungkap Ustadz Ainul Yaqin.
Menurut dia, semua ujian tersebut karena adanya pemberontakan kaum tertentu yang meminta bala bantuan pasukan Romawi yang berakhir tumbangnya kekuatan hegemoni Kerajaan Romawi. Saat itu pasukan mereka kocar-kacir dengan 40 ribu pasukannya.
Baca juga: Sejarah dan Keistimewaan Bulan Rajab, dari Isra Mikraj hingga Pecahnya Perang Yarmuk
Namun, Madinah tetap bertahan karena totalitas pasukan Allah Subhanahu wa ta'ala seperti Abu bakar, Umar bin Khattab, bersama sahabat lainnya dalam memberikan fasilitas atau hartanya untuk keperluan perang, berjuang di jalan Allah Ta'ala.
"Di sinilah jelas Perang Tabuk menjadi pembeda, di mana posisi mukmin sejati dan para munafik berdiri dalam posisi keimanan," tutur Ustadz Ainul Yaqin.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran