Selain Mushola Sayyidina Ali di Sukabumi, kondisi yang sama juga terjadi pada Mushola Tambak di Dusun Glagah Lor, Kecamatan Bugul Kidul, Kabupaten Pasuruan. Separuh dinding bangunan terbuat dari kawat yang sudah berkarat dan rusak.
Salah satu jamaah Mushola Tambak bernama Djumadi mengatakan, saat hujan deras disertai angin, kondisi mushola seperti kolam. "Setiap hujan pasti bocor, apalagi kalau campur angin. Sudah pasti mushola kami seperti kolam yang penuh air," ungkapnya.
Baca juga: 3 Amalan Dahsyat Menyambut Ramadan, Syekh Ali Jaber Sebut Pahalanya Sangat Besar
Mushola Tambak berdiri pada 1996 dan direnovasi pada 2013 dari hasil iuran masyarakat. Menurut Djumadi, uang yang terkumpul hanya cukup untuk merenovasi lantai.
"Jamaah rata-rata bekerja sebagai penjaga tambak dan juga nelayan pesisir, sehingga dana yang terkumpul pada saat itu sangat terbatas dan tidak cukup untuk merenovasi yang lain. Bahkan hingga kini, kebutuhan listrik Musala Tambak masih ikut salah satu jemaah yang rumahnya dekat dengan musala," tukasnya.
Baca juga: Arti Ramadan Kareem Beserta Hukum Mengucapkannya
(Hantoro)