Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 19 April 2022 |12:58 WIB
Bacaan Niat Puasa Senin Kamis Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya
Bacaan niat puasa senin kamis (foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Ada banyak jenis puasa sunnah, salah satunya Puasa Senin Kamis. Kedua puasa ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi umat muslim. Selain berharap pahalan berlimpah, biasanya, puasa ini diamalkan untuk alasan kesehatan atau diet.

Lalu bagaimana dengan niat Puasa Senin Kamis? Fiqih Islam wa Adilatuhu menjelaskan, seluruh ulama sepakat bahwa niat puasa cukup di dalam hati karena melafalkan niat bukan bagian dari syarat.

BACA JUGA: Simak! Ini Kewajiban Puasa Ramadan Menurut Tiga Ahli Tafsir Dunia 

Namun, sebagian ulama pun berpendapat hukum membaca niatnya sunnah. Yakni dengan maksud membantu hati yang juga sudah mengucapkan niat.

Sementara itu menurut mazhab Maliki, lebih baik tidak melafalkan niat puasa, karena tidak bersumber dari Rasulullah SAW.

Niat puasa Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma yaumal itsnaini sunnatan lillaahi taaalaa

Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah Taala"

Niat puasa Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma yaumal khomiisi sunnatan lillaahi taaalaa

Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah Taala."

Jika belum sempat atau lupa berniat sebelumnya, niat puasa sunnah seperti Puasa Senin Kamis boleh diniatkan pada pagi hari, siang hari atau sebelum membatalkan puasa pun masih diperbolehkan.

Hadits no. 657 dari kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar disebutkan,

Rasulullah bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ ». فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ ». ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ « أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ». فَأَكَلَ

Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin, berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau berkata, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun berkata, “Kalau begitu saya puasa saja sejak sekarang.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantapnya. (HR. Muslim no. 1154).

1. Boleh berniat puasa sunnah di pagi hari. Hal ini menandakan bahwa puasa sunnah tidak disyaratkan tabyiytun niat (berniat di malam hari). Namun ini berlaku untuk puasa sunnah mutlak. Sedangkan puasa sunnah tertentu (mu’ayyan) yang dikaitkan dengan waktu tertentu, maka sama dengan puasa wajib harus ada tabyiytun niat, yaitu niat di malam hari sebelum fajar Shubuh.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement