Diceritakan lebih lanjut dalam buku 'Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul' karya Ali Nurfadhilah, selagi Nabi Nuh Alaihissallam dan umatnya yang setia membuat perahu besar di atas bukit, kaum durhaka justru mengolok-ngolok.
"Lihatlah si Nuh itu! Makin gila saja dia, di tengah musim kemarau seperti ini dia malah membuat perahu, di atas bukit pula. Sungguh sudah miring otaknya," kata kaum durhaka.
BACA JUGA:Kisah Nabi Muhammad Melihat Wujud Asli Malaikat Jibril
Nabi Nuh Alaihissallam tidak menghiraukan celaan tersebut. Ia meyakini wahyu Allah Subhanahu wa ta'ala adalah kebenaran yang hakiki.
Singkat cerita perahu besar di atas bukit itu sudah selesai dibuat. Nabi Nuh Alaihissallam pun mengajak seluruh pengikutnya naik ke atas kapal tersebut, termasuk beberapa hewan ternak.
BACA JUGA:Kisah Nabi Ilyas Terus Berdakwah meski Didustakan Kaum Penyembah Berhala
Setelah semuanya sudah berada di dalam kapal, tiba-tiba saja langit yang tadinya sangat cerah berubah menjadi gelap. Angin kencang berembus menakutkan. Hujan lebat dan badai datang. Akibatnya rumah-rumah tenggelam, orang-orang ketakutan dan panik.
Dari kejauhan Nabi Nuh Alaihissallam melihat salah seorang putranya bernama Kan'an. Ia pun meminta agar anaknya itu masuk ke perahu, namun Kan'an tidak mau mendengarkan ajakan ayahnya. Ia terus berlari menjauh dari kapal dan menuju puncak gunung.