Kan'an memang anak pembangkang. Dia tidak mau mendengarkan ayahnya sendiri, pun tak mau beriman pada Allah Subhanahu wa ta'ala. Ia adalah anak yang keras kepala lagi sombong.
Meski begitu, sebagai seorang ayah, Nabi Nuh Alaihissallam tetap berharap agar anaknya selamat dari badai yang sangat besar itu. Ia pun berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar anaknya itu diselamatkan.
Namun, Allah Subhanahu wa ta'ala kali ini tidak menerima doa Nabi Nuh Alaihissallam. Allah Ta'ala menolak doa Nabi Nuh dengan alasan Kan'an adalah anak durhaka dan tidak mau beriman.
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Alquran Surat Hud Ayat 46:
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۖ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
Artinya: "Allah berfirman: 'Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)-nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan'." (QS Hud: 46)
Namun dikarenakan sangat sayang kepada anaknya Kan'an, Nabi Nuh Alaihissallam sampai menangis selama 300 tahun. Sampai-sampai di bawah kedua matanya seperti ada garis bekas aliran air matanya.
Sementara berdasarkan suatu riwayat, kapal Nabi Nuh Alaihissallam dan pengikutnya berlayar 40 hari. Setelah badai dan banjir berlalu, Nabi Nuh beserta umatnya diminta Allah Subhanahu wa ta'ala untuk turun dari kapal.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)