Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Ramadhan di Serbia, Mahasiswi Indonesia Ini Jalani 10 Malam Terakhir Tanpa Itikaf di Masjid

Novie Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 14 April 2023 |19:18 WIB
Kisah Ramadhan di Serbia, Mahasiswi Indonesia Ini Jalani 10 Malam Terakhir Tanpa Itikaf di Masjid
Kisah Ramadhan di Serbia. (foto: Instagram/@febiekaputri)
A
A
A

FEBI Eka Putri, Mahasiswi Indonesia di Serbia mengatakan, bahwa menikmati 10 hari terakhir Ramadhan di negara yang ditinggalinya ini sekarang sangat berbeda dengan Indonesia. Di mana tantangan demi tantangan ia harus lewati berpuasa di negara minoritas Muslim.

Febi mengatakan, bahwa muslim di Serbia saat melewati malam Lailatul Qadar sangat berbeda dengan di Indonesia, yang benar-benar tak ada persiapan dan tidak melakukan BB itikaf di masjid.

 BACA JUGA:

"Sebenarnya tuh teman-teman udah nyoba itikaf di masjid di Beograd, tapi ternyata beda banget. Kalau di Indonesia bawa barang-barang untuk tiduran di masjid, seperti bawa kasur. Juga bawa anak dan keluarga," ujarnya saat live bersama Okezone dengan tema "Mencari Berkah Lailatul Qadar di Serbia", Jumat (14/04/2023).

 lailatul qadar di Serbia

Selain itu menurutnya, kebanyakan muslim di Beograd adalah laki-laki dan jarang ada perempuan yang datang ke masjid. Sehingga ketika ada wanita yang datang untuk itikaf atau sholat mereka akan bertanya-tanya.

 BACA JUGA:

"Muslim di Beograd itu lebih banyak laki-lakinya, jadi kalau kita yang perempuan datang (ke masjid) ditanya kamu mau apa," katanya.

Lebih lanjut, kata Febi, masjid di Beograd tidak melayani 24 jam atau sampai subuh. Dibuka hanya sebatas untuk tarawih saja. Sehingga ia dan teman-teman muslim lainnya dari Indonesia tidak bisa merasakan 10 malam terakhir Ramadhan itikaf di masjid.

"Di sana mungkin gitu keadaannya dalam darurat. Tapi menurut saya kalau kita dikasih tantangan, kita selalu punya jawaban di balik tantangan itu. saya selalu percaya itu," terangnya.

Meskipun demikian, Febi mengganti asramanya menjadi tempat itikaf selama menghabiskan 10 hari terakhir Ramadhan. Hal itu tidak mengurangi semangatnya dalam beribadah, serta tetap meniatkan kebaikan selama puasa di Serbia.

"Jadi ya lakukan dengan maksimal, seperti sedekah, baca Quran juga memperbanyak sholat, memperbanyak zikir gak mengurangi maknanya. Justru ibadah makin sulit malah pahalanya makin besar," pungkasnya.

(Vivin Lizetha)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement