Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Khutbah Jumat Singkat: Islam Penuh dengan Kemudahan untuk Umat Manusia

Hantoro , Jurnalis-Jum'at, 19 Mei 2023 |08:19 WIB
Khutbah Jumat Singkat: Islam Penuh dengan Kemudahan untuk Umat Manusia
Ilustrasi khutbah Jumat singkat. (Foto: Okezone)
A
A
A

Khutbah Kedua 

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ.

Ma’asyiral mukminin yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Sungguh kemudahan dan keringanan dalam Islam begitu beragam bentuknya. Kesemuanya itu melebur dalam segala aspek kehidupan kita, yang mana merupakan salah satu bukti bahwa Allah Ta’ala begitu Mahalembut kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ

“Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 19)

Di antara bentuk kemudahan dan keringanan yang paling besar dalam Islam adalah terbukanya pintu tobat bagi para pendosa. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Allah Ta’ala juga mengatakan di surat As-Syura,

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. AS-Syura’: 25)

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Mungkin di antara kita ada yang terheran-heran, mengapa terbukanya pintu tobat kepada umat ini menjadi salah satu bentuk kemudahan dan keringanan dalam syariat Islam?

Perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwa tobatnya umat terdahulu memiliki persyaratan yang sangat berat, persyaratan yang sudah Allah Ta’ala hapuskan untuk umat Islam ini. Yaitu, terkabulnya tobat dengan adanya pengorbanan jiwa.

Dahulu kala, saat kaum Nabi Musa ‘alaihissalam menyembah patung, lalu kemudian mereka ingin bertobat, Allah Ta’ala uji tobat mereka dengan persyaratan yang berat ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 54)

Sedangkan umat Islam, maka tobat kita cukup dengan menghentikan perbuatan maksiat, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan menyesali perbuatan tersebut. Adapun jika kemaksiatan tersebut berkaitan dengan hak manusia, maka harus ditunaikan dan mengembalikan hak yang telah ia ambil tersebut.

Saat seorang muslim telah melakukan hal-hal yang telah kita sebutkan tersebut, maka insyaAllah Allah akan menerima tobatnya, bahkan Allah memberikan bonus berupa janji masuknya orang yang bertobat tersebut ke dalam surga-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya.” (QS. At-Tahrim: 8)

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Kita harus bangga dengan kemuliaan agama Islam ini, harus bisa mengamalkan keistimewaan ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak berlebih-lebihan di dalam melakukan segala sesuatu, tidak mudah menyakiti orang lain, tidak bermudah-mudahan di dalam menghakimi orang lain, serta memperbanyak tobat kepada Allah Ta’ala.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Wallahu a’lam bisshawab

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement