3. Semangat berdakwah
Nabi Yakub Alaihissallam memiliki semangat yang kuat dalam berdakwah. Semangat ini tidak luntur hingga menjelang kematiannya. Hal ini dibuktikan dengan wasiat yang disampaikan Nabi Yakub Alaihissallam kepada anak-anaknya sebelum beliau meninggal. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya: "Dan Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata), 'Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.' Apakah kamu hadir ketika Yakub hendak dijemput oleh maut, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan Kamu hanya tunduk patuh kepada-Nya'." (QS Al Baqarah: 132–133)
4. Menakwil mimpi Nabi Yusuf Alaihissallam
Selain itu, Nabi Yakub Alaihissallam juga mengetahui takwil mimpi yang dialami Nabi Yusuf Alaihissallam. Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَعَلَىٰ آلِ يَعْقُوبَ كَمَا أَتَمَّهَا عَلَىٰ أَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.' Dia (ayahnya) berkata, 'Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.' Dan demikianlah, Tuhanmu memilih engkau dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan nikmatNya kepadamu (dengan menjadikanmu nabi) dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS Yusuf: 4–6)
Menurut Tafsir Alquran Hidayatul Insan, Nabi Yakub Alaihissallam mengetahui takwil mimpi itu, yakni sebelas bintang itu adalah saudaranya, matahari adalah ibunya, sedangkan bulan adalah bapaknya.
Nabi Yakub Alaihissallam tahu bahwa keadaan akan berubah jika Nabi Yusuf Alaihissallam menceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaranya. Ia akan membuat semua anggota keluarganya menjadi lebih memuliakannya. Oleh karena itu, Nabi Yusuf pun memahami dan menuruti apa yang dimaksud sang ayah.
Allahu a'lam.
(Hantoro)