Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ikhtiar BRI Melawan "Penumpang Gelap" Digitalisasi Keuangan di Kotak Amal

Maruf El Rumi , Jurnalis-Kamis, 07 Desember 2023 |21:41 WIB
Ikhtiar BRI Melawan
Kotak amal di Masjid Istiqlal yang memiliki QRIS memudahkan jamaah dalam melakukan amal. (Foto: Okezone/Maruf El Rumi)
A
A
A

KOTAK amal mulai “berjalan” beberapa saat setelah khotib naik mimbar. Salah satu jamaah mengeluarkan telpon pintarnya. Selanjutnya dia terlihat menekan layar telpon pintarnya, mengarahkan kamera ke barcode QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard ) yang ada di bagian atas kotak amal.

Selesai, kotak amal kembali bergeser, orang itu kembali menekan layar handphone, sebelum memasukkannya kembali ke dalam kantongnya. Jamaah tersebut adalah Ikhsan. “Tentu saja keberadaan QRIS memudahkan untuk beramal,” kata Ihsan kepada Okezone.com, setelah selesai pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Bimantara, Jakarta, (1/12/2023).

Ihsan mengaku sering menggunakan QRIS saat melakukan transaksi, termasuk beramal di kotak amal. “Hampir setiap jumatan, menggunakan QRIS. Karena lebih gampang. Apalagi saya termasuk jarang membawa uang tunai” tambahnya.

Penggunakaan QRIS di kotak amal kini lazim dilakukan masjid-masjid di Indonesia sebagai bagian dari layanan dan digitalisasi untuk Masyarakat. Masyarakat pun mulai familiar dan nyaman beramal dengan duit digital karena merasa dimudahkan saat beramal. Lihat saja di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Istiqlal adalah contoh Masjid yang benar benar ramah untuk generasi cashless, terutama sejak pengurus menerima 300 kotak amal berbarcode (QRIS) dari BRI. Kotak amal metode QRIS diterima langsung secara simbolis oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. “Beramal tidak lagi harus melalui uang tunai," kata KH. Nasaruddin seperti dikutip situs resmi Masjid Istiqlal (2/9/2021).

Senin (4/12/2023), saat berkunjung ke sana, kotak amal dengan QRIS BRI tersebut masih tersebar di banyak sudut termasuk di area utama tempat shalat Masjid Istiqal di lantai 2. Pengurus masjid Istiqlal Budi Firmansyah mengungkapkan jika semua kotak amal masjid Istiqlal memang diberi barcode, termasuk QRIS BRI. “Penggunaan QRIS memudahkan dalm berinfaq bagi jamaah,” kata Budi saat dikonfirmasi melalui whatsapp, Rabu (29/11/2023).

Bukan hanya di Jakarta, penggunaan QRIS juga merambah ke tingkat desa. Seperti Masjid Jami' Jatisari Mijen, Kota Semarang. Masjid tersebut bahkan telah menggunakan QRIS selama tiga tahun, hampir seperti Istiqlal.

“Kalau ditanya manfaat tentu bermanfaat, karena donasi infaq menjadi lebih mudah. Kemudahan itu membuat adanya peningkatan dari sisi jumlah infaq ke masjid,” ujar Bendahara Masjid Jami' Jatisari Mijen Edy Prasetya saat dihubungi Okezone.

Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni penggunaan QRIS di kotak amal merupakan keniscayaan yang menjadi bagian dari sifat inovatif teknologis karena adanya kepraktisan dalam melaksanakan sesuatu termasuk penyaluran amal sedekah dan donasi.

“DMI tidak memasalahkan penggunaan aplikasi QRIS untuk tujuan amal/sedekah/donasi. Yang perlu dipastikan adalah transparansi pertanggungjawabannya justru yang terus menerus disistemasikan semakin lebih terbuka,” tegas Imam.

Diuji Badai Pemalsuan QRIS

Bank Indonesia (BI) mencatat ada pertimbuhan signifikan penggunaan dan nilai transaksi QRIS. Per Oktober 2023, transaksi QRIS mencapai Rp24,97 triliun dengan jumlah pengguna sebanyak 43,44 juta.

Angka transaksi tumbuh 186,08% secara tahunan (year on year/yoy). "Jumlah merchant 29,63 juta yang sebagian besar merupakan UMKM," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (23/11/2023).

Tantangannya, peningkatkan pengguna QRIS ternyata dibarengi meningkatnya ancaman penumpang gelap transformasi digital keuangan, termasuk di kotak amal. Seperti pemalsuan QRIS di kotak amal yang viral.

Penumpang gelap ini terus bertranformasi kejahatannya sesuai eranya. Dari penipuan melalui telpon, penggunaan APK via WhatsApp, kini beralih ke pemalsuan QRIS di kotak amal. Dalam jangka panjang, jika dibaiarkan, kejahatan tersebut bisa menggerus kepercayaan kepercayaan masyarakat terhadap QRIS.

Jika tidak dilakukan perlawanan, dampaknya bisa menimbulkan gempa pada UMKM dan ekonomi masyarakat. Kekhawatiran ini mengacu pada data yang disampaikan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono bahwa jumlah keseluruhan transaksi QRIS dodiminasi kalangan UMKM dengan 81%.

Kejahatan digital pada sektor perbankan ini bisa menghancurkan kerja keras dan upaya peningkatkan literasi keuangan yang dilakukan kalangan perbankan, termasuk BRI, terancam sia-sia. Padahal, literasi keuangan digital yang dilakukan BRI menampakn hasil positif dengan peningkatkan pertumbuhan bisnis UMKM sampai ke pelosok negeri, termasuk Papua.

Pengguna QRIS BRI di Papua mencapai 43.237 yang berarti mengalami pertumbuhan 36,5% Year on Year (YOY), dan volume transaksi sebesar 587,3% YoY atau mencapai Rp 294 miliar. Angka di Papua ini berkorelasi positif dengan tren kenaikan secara nasional hingga Februari 2023.

BRI mencatat peningkatan sales volume QRIS BRImo sebesar 1300% yoy atau meningkat Rp1,4 triliun dari Rp108 miliar menjadi Rp1,5 triliun. Sebagian besar transksi dengan QRIS BRI digunakan untuk pembelian barang/jasa dari masyarakat ke pedagang/merchant.

Ini yang tidak diiginkan BRI. “BRI menjamin keamanan bagi nasabah selama bertransaksi menggunakan QRIS. Di samping itu, BRI juga telah melakukan verifikasi data sesuai standar operasional prosedur (SOP)," ujar Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto, awal bulan November lalu.

Jaminan keamanan tersebut, lanjut Andrijanto, dilakukan dengan beragam formula, melibatkan eksternal dan internal. Dari internal, BRI melakukan serangkaian tahapan bagi para merchant untuk meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi.

Seperti verifikasi data sesuai SOP dengan mewajibkan pihak merchant melampirkan KTP yang langsung tervalidasi ke Dukcapil. Tim Marketing BRI, lanjut Andrijanto, melakukan on the spot ke merchant untuk melihat langsung lokasi usaha merchant sehingga bisa memastikan kesesuaian data dan profil usaha.

Saat input nama merchant, akan dilakukan verifikasi secara ketat nama usaha yang disesuaikan dengan alamat dan nama jalan. Termasuk memanfaatkan Super-App BRImo. Jika pembayaran dengan menggunakan metode QRIS melalui aplikasi BRImo, akan ditampilkan nama merchant QRIS secara lengkap sehingga nasabah lebih mudah memastikan kesesuaiannya.

Hanya saja, langkah internal itu menjadi mubazir jika tidak dibarengi sikap hati hati dari pengguna QRIS. Dalam hal ini pihak eksternal; merchant dan masyarakat. Di sinilah pentingnya edukasi tentang bagaimana cara bertransaksi yang aman di era digital. “Seluruh merchant agar rutin memeriksa kondisi stiker QRIS masing-masing,” ujar Andrijanto.

Edukasi kepada masyarakat ini tak pernah lelah dilakukan BRI. Aestika Oryza Gunarto, saat masih menjabat Sekretaris Perusahaan BRI juga memberikan edukasi dengan mengimbau semua merchant BRI, terutama masjid memeriksa kondisi stiker QRIS secara rutin untuk memastikan keasliannya.

Langkah BRI dalam memberi kenyamanan dan keamanan pada nasabah bukan barang baru. Jika masih ingat, bagaimana agresif dan proaktifnya BRI saat marak phising atau pencurian data melalui APK yang dikirim melalui sms atau whatsapp.

Saat itu, BRI melakukan pengamanan berlapis demi menjamin keamanan data nasabah, baik dari segi people, process, maupun tekhnologi. Dari sisi teknologi, BRI menaikkan nilai investasi IT sebesar 5% pada 2023 dibandingkan Rp 4,5 triliun pada 2022.

BRI juga membentuk organisasi khusus menangani Information Security yang dikepalai seorang Chief Information Security Officer (CISO) dengan pengalaman dan keahlian di bidang Cyber Security. Dalam kasus Incident Management terkait Data Privacy, juga dikerjakan tim khusus dalam bentuk unit kerja Information Security Desk di bawah naungan Cyber Security Incident Response Team (CSIRT).

BRI juga memberikan edukasi kepada pekerja BRI dan kepada nasabah mengenai pengamanan data serta cara melakukan transaksi yang aman. Edukasi tersebut dilakukan melalui beragam platform seperti media massa, baik online atau cetak serta media sosial, serta edukasi langsung ke nasabah saat datang ke unit kerja BRI.

Bahkan, bank plat merah ini bahkan terlibat aktif dengan Kepolisian Republik Indonesia mengungkap dan menangkap pelaku pembuat dan penyebar file link Aplikasi APK bermodus phising melalui jejaring platform sosial media. Sehingga terungkap sindikat pembuat apk berhasil diungkap.

Langkah tersebut menjadi bagian ikhtiar agar kemudahan transaksi dengan menghadirkan Layanan dan Digitalisasi BRI untuk Masyarakat tidak berantakan. Edukasi kepada masyarakat tentang kejahatan perbannkan juga jadi ikhtiar agar generasi cashless tidak khawatir saat beramal dengan QRIS di kotak amal. Sehingga, predikat sebagai negara dermawan tetap dipertahankan. 

(Maruf El Rumi)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement