Oleh karena itu, imbaunya, ke depan agar umat tahu bahwa di Muhammadiyah itu banyak orang yang alim, ulama, dan ahli tentang masalah agama; maka sebaiknya oleh warga Muhammadiyah, mereka-mereka yang alim atau ulama yang berasal dari Jawa tersebut dipanggil dengan kiai.
"Jika mereka dari Jawa Barat dipanggil dengan ajengan, dari NTB dengan tuan guru, dari Sumatera Tengah (Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu) dengan Buya, dari Aceh dengan teungku, dan lain-lain," kata Buya Anwar Abbas.
Ia menyatakan hal ini penting agar umat dari mana pun berada kalau ingin bertanya tentang masalah keagamaan kepada Muhammadiyah misalnya maka sudah tahu akan bertanya kepada siapa.
Jadi tujuan dari pemberian panggilan khusus tersebut bukanlah untuk berbangga-bangga dengan panggilan-panggilan itu, tapi untuk membantu umat agar kalau akan bertanya masalah agama, keumatan, dan kebangsaan bisa dengan cepat tahu akan bertanya kepada siapa.
"Apalagi Tuhan juga sudah mengingatkan kita untuk bertanya kepada ahlinya. Adanya panggilan-panggilan tersebut tentu akan sangat membantu umat bagi mengimplementasikan apa yang sudah diperintahkan oleh Tuhan tersebut," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)