SEJARAH terjadinya Isra Miraj. Isra secara bahasa berasal dari kata Saro (سرى) bermakna perjalanan di malam hari. Sedangkan secara istilah, Isra bermakna perjalanan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam bersama Malaikat Jibril dari Makkah (Arab Saudi) ke Baitul Maqdis (Palestina) pada malam hari dengan mengendarai Buraq.
Sementara Miraj secara bahasa isim alat (kata yang menunjukkan alat/sarana untuk melakukan sesuatu) dari kata Aroja (عرج) yang berarti naik menuju ke atas. Sehingga maknanya secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik, baik berupa tangga maupun yang lainnya.
Adapun secara istilah, Miraj bermakna tangga khusus yang digunakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam naik pada malam hari dari Baitul Maqdis ke langit.
Dilansir Konsultasisyariah.com, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau berkata, "Maka aku mendapati dua tangga, salah satunya dari emas dan yang lainnya dari perak." Wallahu a'lam.
Miraj adalah alat yang berperan sebagaimana tangga, namun tidak diketahui bagaimana bentuknya. Hukumnya sama seperti perkara gaib lainnya, wajib diimani tanpa sibuk membicarakan dan mengkhayalkan bentuknya.
(Lihat: Mu'jam Alfazhil Qur'an karya Ar-Raghib Al-Ashfahany, Syarh Lum'atil I'tiqod, halaman 102 karya Syekh Ibnu 'Utsaimin, dan Syarh Al 'Aqidah Ath-Thohawiyah, halaman 223 karya Ibnu Abil 'Izz)
Terjadinya Isra Miraj
Kala itu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tengah terjaga di malam hari tidur di kamarnya. Kemudian tiba-tiba datanglah sosok malaikat, mengeluarkan hati kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut dan mencucinya. Setelah dicuci, hati Nabi diberi emas yang penuh dengan keimanan, lalu dikembalikan seperti semula.
Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam terbangun dan mulai melakukan perjalanan menuju langit dengan menggunakan Buraq. Beliau diantar oleh Malaikat Jibril. Saat itu sebenarnya Nabi bingung, lalu bertanya, "Siapa ini?"
Malaikat Jibril pun menjawab, "Aku Jibril. Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Muhammad."
لَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain." (QS An-Najm: 13)
Ketika sampai di langit pertama, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pun bertemu dengan Nabi Adam Alaihissallam, yakni nabi pertama di dunia. Kemudian Malaikat Jibril pun memperkenalkan keduanya, dan Nabi terakhir itu diberi tahu bahwa Nabi Adam adalah bapak dari semua nabi yang pernah lahir.
Antara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan Nabi Adam Alaihissallam memiliki akhlak yang baik. Keduanya saling memberi salam. Lalu Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju langit berikutnya ditemani Malaikat Jibril.