Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Perbedaan Haji dan Umrah, Mulai Makna hingga Rukunnya

Hantoro , Jurnalis-Senin, 12 Februari 2024 |15:01 WIB
7 Perbedaan Haji dan Umrah, Mulai Makna hingga Rukunnya
Ilustrasi perbedaan haji dan umrah. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

KETAHUI 7 perbedaan haji dan umrah berikut ini. Haji dan umrah pada intinya adalah ibadah yang langsung dilakukan di Tanah Suci Makkah. Namun, ada perbedaannya.

Dai muda sekaligus Dewan Pembina Konsultasi Syariah Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengatakan, jika dilihat dari sisi keutamaannya, maka haji lebih utama dibandingkan umrah.

Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Umrah ke umrah berikutnya adalah kaffarah dosa antara keduanya. Dan tidak ada balasan untuk haji mabrur selain surga." (HR Bukhari nomor 1773 dan Muslim: 1349)

Lantas, apa perbedaan pelaksanaan haji dan umrah? Berikut penjelasan lengkapnya, seperti terdapat dalam buku Bimbingan Manasik Haji Kementerian Agama: 

1. Berdasarkan maknanya

Haji asal maknanya adalah "Menyengaja sesuatu". Haji yang dimaksud menurut syara' ialah "Sengaja mengunjungi Kakbah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang tertentu".

Haji dalam pengertian istilah para ulama adalah menuju Kakbah untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu atau mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan suatu pekerjaan tertentu.

Sementara umrah berasal dari I'timar yang berarti "Ziarah". Maksudnya menziarahi Kakbah dan bertawaf di sekelilingnya, kemudian bersai antara Bukit Shafa dan Marwa, mencukur rambut (tahalul), dan tanpa wukuf di Arafah. 

2. Berdasarkan hukumnya

Haji diketahui berada di urutan kelima dalam Rukun Islam. Ibadah ini wajib dilaksanakan oleh Muslim yang memenuhi syarat. Kewajiban berhaji bagi yang mampu ini didasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surat Ali Imran Ayat 98:

"Dan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah." (QS Ali Imran: 98)

Bagi mereka yang mengingkari atau menghindari haji padahal mampu dan memenuhi syarat, maka termasuk kaum berdosa.

Sementara hukum ibadah umrah masih menjadi perdebatan di antara para ulama. Dari Surat Al Baqarah Ayat 196, umat Islam diperintahkan menyempurnakan ibadah haji dan umrah untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah." (QS Al Baqarah: 196)

Terdapat banyak hadits yang menjelaskan tentang hukum umrah. Beberapa menyamakan hukum umrah dengan haji, tetapi ada pula yang menyebut hukum melaksanakan umrah adalah sunnah. 

3. Berdasarkan rukunnya

Perbedaan haji dan umrah selanjutnya bisa dilihat berdasarkan rukunnya. Rukun menjadi penentu keabsahan ibadah yang dilakukan.

Hal itu juga berlaku untuk haji dan umrah. Rukun haji dan umrah bersifat batal bila tidak dilakukan dan tidak bisa diganti dengan denda.

Seperti diketahui, terdapat lima rukun dalam haji yaitu niat ihram, wuquf di Padang Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Kelima rukun ini harus dilakukan seluruhnya guna memenuhi keabsahan ibadah haji yang dilakukan.

Jika tidak bisa melaksanakan seluruh rukun haji tersebut dikarenakan satu dan lain hal, makan nilai ibadah hajinya akan berkurang.

Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhal al-Hadlrami berkata:

"Rukun-rukun haji ada lima yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Dan rukun-rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut." (Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhol al-Hadlrami, Busyra al-Karim Bi Syarhi Masa-il at-Ta'lim Ala al-Muqaddimah al-Hadlrasmiyah, Dar al-Fikr, juz 2, halaman 55)

Sementara rukun umrah yaitu niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut. Hal yang menjadi pembeda antara haji dan umrah hanyalah wuquf di Padang Arafah yang hanya dilaksanakan oleh jamaah haji. Jamaah umrah tidak melakukan wuquf di Padang Arafah.

Wukuf di Padang Arafah bagi ibadah haji menjadi hal yang wajib dan pelaksanaannya hampir bertepatan dengan jatuhnya hari raya Idul Adha. Pada hari tersebut umat Islam yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji disunnahkan berpuasa.

4. Berdasarkan waktu pelaksanaannya

Perbedaan haji dan umrah dapat dilihat dari jatuhnya waktu pelaksanaan keduanya. Seperti diketahui, pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap setahun sekali dan selalu memiliki jumlah jamaah yang banyakdari seluruh penjuru dunia.

Waktu pelaksanaan ibadah haji lebih sempit dan terbatas dibandingkan umrah. Waktu pelaksanaan haji terbatas hanya pada rentang waktu awal bulan Syawal sampai hari raya Idhul Adha di bulan Dzulhijjah. Sementara ibadah umrah bisa dilaksanakan kapan saja tanpa ada batasan rentang waktunya.

Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

"Dan waktu, waktu dalam haji adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari raya Idul Adha (Yaumu al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun. (Abu Abdil Mu'ti Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani, Nihayah al-Zain, al-Haromain, halaman 201)

5. Berdasarkan kewajibannya

Perbedaan haji dan umrah berdasarkan kewajiban yang harus dilakukan. Pada haji dan umrah, jamaah wajib menjalankan serangkaian manasik yang apabila ditinggalkan tidak membatalkan ibadah, namun wajib diganti dengan denda.

Kewajiban ibadah haji ada lima yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah ditentukan sesuai dengan asal wilayah jamaah, menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada' atau perpisahan, dan melempar jumrah.

Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari berkata:

"Kewajiban-kewajiban haji yaitu ihram dari miqat, menginap di Muzdalifah dan Mina, tawaf wada' dan melempar batu." (Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari, Qurrah al-Aini, al-Haramain, halaman 210)

Sedangkan kewajiban umrah hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram. Jumlah kewajiban yang lebih sedikit ini membuat pelaksanaan ibadah umrah menjadi lebih cepat usai dibanding haji.

Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

"Sedangkan kewajiban-kewajiban umrah ada dua yaitu ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram." (Syekh Abdul Mu'ti Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantaniy, Tausyikh 'Ala Ibni Qosim, al-Haramain, halaman 239) 

6. Berdasarkan biaya

Biaya haji dan umrah memiliki perbedaan. Ongkos naik haji lebih mahal dibanding umrah. Setiap calon jamaah bisa memilih jenis biaya haji, mulai reguler, haji plus, hingga haji furoda.

Sementara biaya umrah mulai Rp25 juta, tergantung beberapa faktor, seperti tanggal keberangkatan, durasi perjalanan, jenis paket umrah, sampai fasilitas yang disediakan travel.

7. Berdasarkan lamanya ibadah

Haji memiliki banyak rangkaian ibadah yang harus dilakukan, jadi tidak heran akan lebih lama dibanding umrah.

Prosesi ibadah haji sendiri sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekira 1 minggu. Tapi bagi jamaah haji reguler asal Indonesia akan melalui waktu sampai 40 hari di Tanah Suci.

Selain melaksanakan rangkaian ibadah haji, para jamaah akan melakukan umrah, ziarah, atau Arbain di Masjid Nabawi.

Sementara ibadah umrah tidak memerlukan waktu lama. Umumnya jamaah bakal berada di Tanah Suci selama 9 hingga 12 hari, tergantung paket perjalanan dari travel yang dipilih.

Demikian penjelasan ringkas mengenai 7 perbedaan haji dan umrah. Allahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement